Demikian pula Microsoft yang menyediakan Copilot, sebuah set of tools yang diintegrasikan ke software Microsoft seperti Office 365. Seperti diungkap Panji Wasmana (Director, National Technology Officer Microsoft Indonesia), Copilot ini berfungsi meningkatkan produktivitas sekaligus menyederhanakan pekerjaan karyawan.
“Perlu dipahami jika AI hanya co-pilot dan kita adalah pilot yang menginstruksikan apa yang harus dilakukan AI,” ujar Panji.
Meski menawarkan banyak keuntungan, Megawaty Khie dan Panji Wasmana sepakat pentingnya etika dalam implementasi AI. Selain itu, peran people alias talenta tetap krusial dalam mengembangkan teknologi ini. Karena itulah baik Google dan Microsoft menyediakan berbagai pelatihan gratis bagi talenta Indonesia yang ingin mengembangkan skills di bidang AI.
Peran AI dalam Cyber Security
Pada konferensi ini juga didiskusikan mengenai “AI's Role in Guarding the Digital Frontier” dengan pembicara Cyber Security Expert, Gildas Deograt dan Hana Abriyansyah, serta Head of Solution Architect Alibaba Cloud Indonesia, Eggy Tanuwijaya.
Eggy bercerita soal kasus serangan siber, terutama banyak terjadi di tahun lalu. Menanggapi hal tersebut, Hana menjelaskan, “AI dapat berpotensi menimbulkan risiko terhadap industri di mana AI tersebut diimplementasikan, termasuk dalam industri cyber security.”
Meski begitu, Hana melanjutkan, keuntungan dari implementasi AI pada area cyber security masih lebih besar dibandingkan dengan kontroversi yang ada.
Pada dasarnya, menurut Gildas, teknologi itu netral. “AI akan berbahaya jika kita tidak menggunakannya dengan bijak,” jelasnya.
Konferensi yang menekankan pada pemanfaatan AI dalam segi bisnis ini diikuti 700 peserta yang mayoritas berlatar belakang teknologi informasi dan digital.
Presiden Direktur PT Internet Mulia Untuk Negeri (Nexa), Priyo Suyono berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah networking dan menjembatani para pelaku ekosistem ekonomi digital di Indonesia.