Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengungkapkan, Indonesia membutuhkan sedikitnya 9 juta talenta sektor digital hingga 2030.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin mengatakan, talenta tersebut diperlukan guna mengembangkan ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
"Terkait dengan talent, kita masih memerlukan 9 juta digital talent sampai 2030, ini kalau kita hitung kita perlu 600 ribu talent per tahun," ucap Rudy di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (4/12/2023).
Baca juga: Dorong Perlunya Reformasi Kebijakan Atasi Kesenjangan Digital di Asia Tenggara
"Talent yang spesifik kepada teknologi-teknologi digital misal cloud, AI dan lain sebagainya," sambungnya.
Menurut Rudy, ketersediaan talenta digital salah satu poin dari tantangan pengembangan ekonomi digital.
Selain ketersediaan talenta digital, terdapat tantangan seperti akses internet Indonesia masih rendah dan infrastruktur digital juga belum merata, serta regulasi dan kebijakan yang ada masih kurang agile dan forward looking.
Dalam konteks upaya transformasi digital, Pemerintah terus mempercepat pengembangan ekonomi digital, sebagai pilar strategis untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045.
Komitmen ini mencerminkan fokus yang kuat pada pergeseran ekonomi menuju inovasi digital yang berkelanjutan.
Adapun, nilai ekonomi digital Indonesia terus tumbuh dan tercatat sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara.
Pada tahun 2023, nilai ekonomi digital Indonesia yakni sebesar 82 miliar dolar AS, dan diperkirakan mampu mencapai 109 miliar dolar AS pada tahun 2025.
Baca juga: Mantan Menteri BUMN Nilai Petani Membutuhkan Bimbingan dalam Penerapan Teknologi Digital
Selain itu, 40 persen pangsa pasar ekonomi digital Asia Tenggara berada di Indonesia.
"Kalau bicara digital talent, ini bukan sesuatu yang kita bisa selesaikan secara instan, tapi kita perlu waktu untuk memperkuat atau memenuhi kebutuhan digital talent itu," papar Rudy.
"Kita juga dihadapkan oleh bonus demografi, yang mana waktu tersedia tinggal sedikit lagi nah ini kita kejar-kejaran dengan waktu untuk memenuhi," pungkasnya.