TRIBUNNEWS.COM, LABUAN BAJO - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) meningkatkan layanan telekomunikasi di berbagai daerah Indonesia dengan membuat inovasi Flying Tower System (FTS).
FTS ini merupakan teknologi pesawat tanpa awak bertenaga surya yang menggunakan teknologi High Altitude Platform Station (HAPS) dari anak usaha Airbus, AALTO HAPS Ltd. (AALTO).
Mitratel telah menjalin kemitraan strategis non-eksklusif dalam pengembangan FTS dengan AALTO.
"Kerja sama antara Mitratel dan AALTO ini merupakan upaya perseroan dalam mendukung rencana pemerintah Indonesia untuk memberikan akses yang merata terhadap telekomunikasi berkualitas tinggi bagi seluruh masyarakat," kata Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko di Labuan Bajo, Senin (5/8/2024).
Baca juga: Perluas Konektivitas, Anak Usaha Airbus dan Mitratel Garap Akses Internet di Daerah 3T
Ia menyebut, akses internet dapat meningkatkan kualitas hidup sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Oleh karena itu, kata Theodorus yang biasa disebut Teddy menyampaikan perseroan merintis berbagai inisiatif dan mengadopsi teknologi baru yang memungkinkan Mitratel untuk memperluas jaringannya secara efektif.
"Flying Tower System tidak menggantikan tower terestrial yang ada tapi melengkapi. Untuk investasi masih terlalu dini dan mereka pun masih melakukan penghitungan," tutur Teddy.
Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama menambahkan, Flying Tower System diharapkan dapat beroperasi dapat secara komersil pada 2026.
"2025 baru akan selesai research and development," ucap Hendra di tempat yang sama.
Diketahui, Mitratel memiliki 38.000 menara dan lebih dari 37.000 KM fiber optic.
Pendapatan perseroan pada semester I 2024 mencapai Rp4,45 triliun, meningkat 7,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY) dan laba bersih tembus Rp1 triliun.