WASPADA ketika memasuki wilayah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka (Cipasung), yang berbatasan dengan Cikijing. Kawasan itu rawan longsor karena proyek pembenahan masih dalam tahap lelang.
Begitu pula jalur Ciamis-Majalengka yang rawan longsor berada di KM 128. Untuk mengantisipasi longsor selama arus mudik, disiapkan eskavator, loader, dan dum truk siaga.
Alat-alat berat itu disiagakan di posko di Lapangan Cikijing, karena berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Kuningan.
Dengan begitu ada dua titik rawan longsor di kawasan tersebut yaitu Cikijing dan Panawangan. Kedua jalur itu merupakan jalur alternatif. Pemudik disarankan tidak melalui jalur tersebut.
Pemudik disarankan menggunakan jalur utama dari Kadipaten, Kabupaten Majalengka, lewat ke Sumber, Kabupaten Cirebon. Pada H-10, dipastikan jalur tersebut sudah mulus tanpa lubang, namun masih ada sedikit gelombang.
Untuk rawan kemacetan ada di 17 titik akibat pasar tumpah. Begitu pula di pertigaan Kadipaten, lokasi pertemuan kendaraan dari Bandung dan Jakarta. Pada arus mudik tahun lalu, kemacetan parah terjadi di Kadipaten dan Cikamurang. Belum lagi kepadatan di Cadas Pangeran, Nyalindung, ditambah minimnya penerangan jalan.
Jalur yang bisa dilalui adalah Cikamurang-Bantarmaru, Jangga-Cikamurang, Jatibarang (perbatasan Majalengka-Indramayu), Kadipaten-Majalengka-Indramayu, dan Walet-Losari yang merupakan perbatasan Kuningan dan Provinsi Jawa Tengah.
Kalau bingung ketika melewati kawasan itu, ada 16 pos pengamanan yang siap memberi informasi bagi pengguna jalan mengani jalur mana saya yang bisa dilalui dengan aman. Meski begitu hari-hati terhadap kawasan rawan kecelakaan lalu lintas, yaitu Susukan, Beber, Panganan, dan Duku Puntang.
Empat titik itu rawan kecelakaan karena merupakan jalur panjang, dan titik lelah masyarakat yang sedang melakukan perjalanan mudik. Arus mudik tahun lalu tercatat sembilan kecelakaan, menurun dibandingkan 2009 yang mencapai 10 kecelakaan.
Kawasan Cadas Pangeran merupakan jalur alternatif yang bisa ditempuh pemudik apabila tidak ingin terjebak di tengah kemacetan jalur Nagreg, Jawa Barat. Cadas Pangerang menjadi pilihan utama para sopir truk yang menuju kawasan Jawa Tengah dengan melewati jalur selatan.
Budi, warga Cirebon yang kerap melintas di jalur Cadas Pangeran, mengatakan sopir truk lebih memilih jalur tersebut karena nilai lebih bebas pungli atau pungutan liar. Selain itu, waktu tempuhnya lebih singkat dibandingkan jika mereka lewat jalur Nagreg.
Sebenarnya jalur Cadas Pangeran tidak jauh berbeda dengan jalur Nagreg yang penuh dengan tanjakan dan tikungan tajam. Bahkan Cadas Pangeran memilih tanjakan dan tikungan yang lebih banyak daripada Nagreg.
Meski menawarkan jarak tempuh yang lebih cepat, jalur alternatif ini juga perlu diwaspadai pemudik. Apalagi mereka yang belum pernah melintasinya. Tanjakan, turunan, dan tikungan tajam bukan satu-satunya tantangan bagi pengendara di jalur Cadas Pangeran. (agung YW/ismunadi)