News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Salah Urus KBS

Contoh Salah Urus Kebun Binatang Surabaya Setelah Kelolaan Diambilalih Pemkot

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Slide show menunjukkan foto kondisi Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang dijelaskan oleh Mantan Ketua Tim Pengelola Sementara Tonny Sumampouw saat berdiskusi dengan redaksi Tribunnews di Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2014). Dalam diskusi ini, Tonny memaparkan permasalahan yang terjadi di KBS. TRIBUNNEWS/HERUDIN
 
 
 
 
 
 
 
Jerapah KBS mati, ditemukan 18 kilogram sampah plastik di lambungnya.
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengelolaan kebun binatang dan lingkungan sekitarnya  tidak bisa dilakukan serampangan. Langkah yang sepele saja bisa menyebabkan binatang stress, sakit akhirnya mati.

Sekjen Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia, Tony Sumampau mencontohkan langkah Walikota Surabaya  Tri Rismaharini mendatangkan alat-alat besar untuk memotong pohon di sekitar kebun binatang. Tujuan pemangkasan untuk membersihkan areal sekitar KBS mungkin bagus, tapi caranya yang kurang tepat.

"Hewan-hewan stres berat mendengar suara gergaji mesin memotong pepohonan. Di hari yang sama, ada satwa yang mati," kata Tony saat bertandang ke kantor Redaksi Tribunnews, Palmerah Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Belum lagi langkah mengecat besi kandang dengan warna putih adalah juga tepat. "Dilihat dari jauh memang tampak bersih, putih, bagus. Tapi yang menonjol jadi kandangnya, bukan hewannya, " katanya.

Karena itu, Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) mendorong semua pihak fokus membantu membenahi pengelolaan KBS sesuai dengan kaidah konservasi dan norma-norma yang berlaku tanpa kepentingan ekonomi maupun politik.

Sejak pengelolaannya diserahkan ke Pemkot Surabaya tepatnya  sejak Juli 2013, ratusan  hewan peliharaan kembali salah urus dan berujung kematian hewan. Diantaranya yang mati adalah  komodo, rusa dan singa.

Matinya satwa langka secara mengenaskan, yang disebabkan sakit hingga tak terurus dengan baik, dalam hal hal kandang yang terlalu sempit dan kotor hingga kualitas pakan yang asal-asalan.(Eko Sutriyanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini