News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lama Tinggal di Indonesia, Bule Amerika Ini Lestarikan Batik di Negaranya

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Donna Backues, seniman AS yang hobi membatik

Karya-karya batik Donna banyak mendapat pujian dari masyarakat lokal AS. Namun, sebagian besar dari mereka tidak tahu apa itu batik.

"Sebagian besar dari orang Amerika tidak pernah melihat batik dengan prosesnya berasal dari Indonesia. Kalau istilah batik itu saya pakai pun, biasanya mereka menanggapi saya dengan bertanya, apa itu batik?" kata Donna.

Prestasi Donna dalam menghasilkan karya seni membuahkan hadiah Art and Change Grant sebesar 30 juta rupiah dari yayasan Leeway Foundation di Philadelphia. Dari ratusan orang yang mendaftar, ia menjadi salah satu dari 30 pemenang yang berhasil terpilih untuk mendapatkan dana tersebut.

"Setiap tahun sebuah LSM yang bernama Leeway Foundation menyelenggarakan semacam pendaftaran atau 'Call for Women Artists,' agar boleh dipungut ide-ide wanita dalam menggunakan kesenian sebagai katalis perubahan sosial yang efektif demi kepentingan masyarakat," jelasnya.

Rencananya dana tersebut akan digunakan untuk membuka kelas membatik yang ditujukan untuk masyarakat Indonesia di Amerika.

"Kalau ada yang orang Amerika satu-dua mau ikut boleh. Tapi ini yang penting orang Indonesia. Karena saya dapat sebuah art and change Grant dari Leeway Foundation untuk mengadakan sebuah proyek khusus untuk social change. Perubahan positif dari masyarakat jadi saya ingin mengadakan kursus batik untuk anak besar, dewasa orang Indonesia yang tinggal di South Philadelphia," kata Donna. "Tujuannya untuk melestarikan tradisi kebudayaan Jawa. Supaya anak Indonesia bisa belajar tradisi mereka. Karena di Indonesia sekarang, mungkin batiknya mulai lebih terkenal lagi di antara anak-anak, tapi di Amerika anak-anak tidak ada kesempatan untuk belajar," lanjutnya.

Sebagai pengajar membatik di Amerika, peralatan membatik yang dimiliki Donna cukup lengkap. Semua bahan yang ia perlukan dapat ditemukan di Internet.

"Saya sudah punya 4 skillet listrik dan kawat-kawat listrik, juga beberapa canting dan peralatan-peralatan lain guna mempersiapkan warna. Kalau ada sekolah atau organisasi lain yang mau mengadakan workshop, mereka harus siap dengan budget bahan-bahan, seperti kain, bahan warna, malam, zat-zat warna, dan mungkin tambahan canting secukupnya," paparnya.

Tinggal di Amerika membuat Donna rindu akan Indonesia. Walaupun di Philadelphia ia bisa menemukan banyak makanan khas Indonesia, ada satu makanan favorit yang sangat ia rindukan. "Nasi tutug oncom. Raos pisan!" ujarnya menutup wawancara dengan VOA.

(Dhania Iman, Ronan Freeka Azanur/VOA Indonesia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini