News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kuliner

Bukan Sembarang Ayam Goreng, Sambalnya Saja Terdiri dari 15 Bumbu

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ayam goreng Prambanan

TRIBUNNEWS.COM - Anda penggemar fanatik ayam goreng? Yuk, segera meluncur ke Jalan Melawai XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jalan yang letaknya enggak jauh dari pusat niaga Blok M ini memang populer sebagai kawasan kuliner ayam goreng khas Kalasan, Prambanan, Yogyakarta.

Di sepanjang Jalan Melawai XIII berjejer warung tenda yang menjajakan ayam goreng kalasan. Tapi, yang menjadi legenda di daerah ini: Warung Ayam Goreng Jawa Asli Berkah. Posisinya persis di belakang Rumahsakit Bersalin Asih.

Kedai yang dirintis Slamet Rahmat ini sudah eksis sejak 1962 silam. Dan, pasti, paling ramai pembelinya di antara warung ayam goreng lain di Jalan Melawai XIII. Banyak artis top yang menjadi pelanggan Warung Ayam Goreng Jawa Asli Berkah. Sebut saja penyanyi Glenn Fredly, Tompi, Rossa, serta Agnes Monica.

Kapasitas kedai ini banyak, bisa menampung 120 pengunjung sekaligus. Jam operasinya, mulai pukul 11 siang hingga 11 malam, dan selalu ramai. Tapi, jam paling sibuk dan sesak adalah saat jam makan siang. Anda bahkan harus antre untuk mendapatkan tempat duduk saat prime time tersebut.

Soal interior, tidak ada yang istimewa dengan kedai yang sejak 2010 menjelma menjadi warung permanen dari warung tenda kakilima ini. Maklum, kebanyakan pelanggannya datang hanya untuk makan, bukan kongko-kongko.

Bangunannya punya sirkulasi udara bagus dan juga bersih, sehingga membuat saat bersantap cukup nyaman. Kedai ini tidak menjual ayam per potong seperti warung kebanyakan, ya. Minimal pengunjung harus pesan setengah ekor. Porsinya cocok untuk makan berpasangan alias berdua.

Meski ukurannya jumbo, tidak perlu tunggu berlama-lama, kok, untuk mendapatkan pesanan Anda. Dalam lima menit, seekor ayam utuh tanpa bagian ceker sudah nangkring di atas piring lebar. Warnanya kuning kecokelatan.

Dari tampangnya, terlihat jelas ayam goreng racikan Rahmat cukup kering. Sepertinya, tukang masaknya cukup sabar meniriskan minyak yang melekat pada ayam goreng.

Sebagai lawan mainnya, sambal merah ulek nan segar yang sudah terhidang dalam sebuah mangkok di tiap meja yang ada di kedai tersebut. Anda pun bisa puas mengambil sambal lagi dan lagi sesuai selera.

Oh, iya, kedai ini menggunakan ayam kampung. Begitu kulit ayam goreng Anda sobek, daging berkelir putih matang langsung meruapkan wangi rempah yang keluar bersama asap tipis. Sepotong daging ayam yang masuk mulut langsung menjelaskan penampilannya yang menggoda.

Tekstur ayam kampung goreng besutan Rahmat cukup empuk, tapi tetap meninggalkan sedikit keliatan khas serat ayam kampung yang tebal. Bahkan, teksturnya yang empuk merembet hingga ke tulang. Saat daging ayam menyerah terkunyah di mulut, tidak ada bau amis melainkan aroma bumbu rempah yang mendominasi.

Cuma, bagian paling penting adalah rasanya yang gurih. Bumbu kuningnya terasa cukup tipis tapi masih bisa dikenali lewat lidah. Penggunaan bumbu yang terkontrol membuat rasa ayam goreng kedai ini tidak seperti saat Anda sedang mengudap bumbu.

Dan, meskipun tidak kras kres layaknya sedang mengunyah ayam krispi, kulit ayam goreng kedai ini cukup kering dan sangat gurih.

Ayam goreng bikinan Rahmat juga berjodoh dengan nasi putih hangat yang mengepul. Tentu, tidak lengkap menghajar ayam goreng tanpa mencolek sambal ulek yang sudah menantang di sudut piring. Oles saja sedikit karena sambalnya punya rasa pedas yang nendang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini