TRIBUNNEWS.COM - Di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, seekor kerbau bisa berharga lebih dari satu miliar rupiah. Namun, kerbau semahal ini bukanlah kerbau biasa alias kerbau langka.
Dan, jenis yang bisa mencapai harga Rp 1 miliar adalah jenis yang disebut ”saleko” dengan ciri fisik tanduk kuning, lingkaran putih di bola mata, serta kulit berwarna hitam dan putih dalam kombinasi-kombinasi tertentu.
Saleko sangat langka. Seekor saleko jantan yang dikawinkan dengan seekor saleko betina belum tentu melahirkan anak saleko, bahkan dalam puluhan kali kelahiran pun. Sebaliknya, saleko bisa muncul dari perkawinan sepasang kerbau biasa.
Endy Allorante, seorang fotografer dari Kampung Kete Kesu di Toraja, berkisah bahwa seorang rekannya pernah menemukan seekor kerbau saleko di sebuah tempat di Jawa Tengah. Walau kerbau itu masih anak-anak, rekannya itu menawar sampai Rp 40 juta. Dengan ongkos kirim beberapa juta rupiah, sampailah kerbau saleko dari Jawa Tengah itu ke Tana Toraja.
”Dibeli di Jawa Tengah seharga Rp 40 juta plus ongkos kirim tak sampai Rp 10 juta, kerbau itu laku di sini lebih dari Rp 200 juta,” ujar Endy.
Di Toraja, kerbau lain yang juga bisa berharga ratusan juta rupiah adalah yang memiliki kelangkaan-kelangkaan, seperti tanduknya sangat lebar (kerbau balian), tanduknya mengarah ke bawah (kerbau sokko), satu tanduk ke atas satu tanduk ke bawah (kerbau taken langi’), atau bahkan tidak bertanduk sama sekali.
Kerbau-kerbau langka itu memegang peran penting dalam upacara adat, seperti upacara Rambu Solo (pemakaman). Makin langka kerbau yang dikorbankan, itu menunjukkan makin tingginya strata sosial orang yang dimakamkan.
Meski demikian, kerbau-kerbau yang tidak langka juga bisa berharga tinggi kalau menjadi jawara dalam acara adu kerbau. Dalam sebuah kawanan kerbau, selalu ada yang agresif. Dan, kerbau-kerbau agresif ini yang biasanya dilatih untuk jadi petarung.
Pertarungan kerbau berakhir manakala salah satu petarung melarikan diri dan dikejar oleh kerbau pemenang. (Arbain Rambey)