TRIBUNNEWS.COM -Meski pernah mengalami kejadian kurang mengenakkan, Anindya Kusuma Putri alias Anin tidak kapok dengan hobinya jalan-jalan.
Suatu ketika, pulang menghadiri sebuah konferensi mahasiswa di Mesir, Anindya harus transit di Turki sebelum kembali ke Indonesia.
Namun, ia kemudian ketinggalan pesawat yang menuju Jakarta karena pesawat dari Kairo terlambat tiba di Turki. Bingunglah Anin yang saat itu menempuh perjalanan seorang diri.
”Internet tidak ada, mau telepon orangtua enggak bisa. Komunikasi dengan petugas bandara sulit karena mereka tidak biasa berbahasa Inggris,” kisah Anin.
Akhirnya, dengan bantuan bahasa isyarat, ia berhasil mendapat ganti penerbangan untuk jadwal keesokan harinya. Sisa waktu bisa ia manfaatkan untuk berjalan-jalan di Istanbul dengan syarat mengurus visa kedatangan dengan biaya 25 dollar Amerika Serikat.
Sayangnya, saat itu Anin kehabisan uang. Rasa kesal memikirkan bakal menghabiskan waktu hanya di bandara membuat Anin tak mampu mencegah bulir-bulir air matanya menetes.
”Tiba-tiba ada orang datang menghampiri karena melihat saya menangis. Seperti pahlawan saja, setelah mendengar cerita saya, orang itu kemudian membantu saya membayar visa. Ternyata dia manajer maskapai yang saya tumpangi,” kata Anin.
Bahkan Anin kemudian mendapat fasilitas hotel dan tur keliling kota serta dijemput kembali ke bandara untuk mengejar penerbangan ke Jakarta. Anin percaya itu bagian dari keinginannya yang terkabul.
”Setelah acara di Mesir, teman-teman sebetulnya mengajak saya jalan-jalan dulu di Turki. Tetapi, karena saya sudah tidak punya dana, saya bilang mau langsung pulang saja. Ternyata kejadian ketinggalan pesawat yang membawa hikmah saya bisa jalan-jalan di Turki,” kata Anin riang. (EKI)