Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Hampir seluruh penjuru kota Semarang bisa dilihat dari Menara Asmaul Husna yang ada di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Wisata religi yang beralamat di Jalan Gajah Raya, Gayamsari, Kota Semarang ini menawarkan destinasi wisata yang berbeda.
Di area seluas 10.000 meter persegi ini kita tidak hanya bisa beribadah di masjid terbesar di Jawa Tengah.
Ada museum sejarah Islam, menara pandang, convention hall dan souvenir shop yang bisa kita jelajahi.
Tak susah menuju MAJT. Anda yang mengendarai kendaraan pribadi bisa langsung mengarahkan kendaraan ke Jalan Gajah Raya.
Komplek Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang
Pengelola menyediakan parkir yang cukup luas dan mematok biaya parkir murah, kendaraan roda dua hanya dikenai Rp 1.000 dan pengguna roda empat Rp 2.000.
Bagi yang menggunakan kendaraan umum, bisa memilih angkutan kota (angkot) rute sepanjang Gajah Raya.
Atau, naik Bus Rapid Transit (BRT) hingga ke Pusat Perbelanjaan Macro Majapahit, kemudian pindah ke angkot yang melintasi Jalan Gajah Raya.
Tarif BRT Rp 3.500 dan angkot Rp 3.000 per Mei 2015.
Tenang, Gratis!
Menikmati arsitektur masjid bergaya perpaduan Jawa, Timur Tengah, dan Eropa ini memang tidak dipungut biaya alias gratis.
Biaya hanya dikenakan saat kita ingin masuk ke museum sejarah Islam di menara Asmaul Husna.
Cukup membeli tiket Rp 7.000 (Mei 2015) di lobi lantai pertama, kita bisa menikmati 567 koleksi benda sejarah.
Koleksi-koleksi tersebut berada di lantai dua dan tiga. Dua gapura di pintu masuk museum di lantai dua seolah menjadi gerbang lorong waktu menuju masa-masa jaya kerajaan Islam di Jawa.
Di lantai dua ini kiga bisa melihat miniatur Menara Kudus dan peta persebaran Islam di pulau Jawa.
Ada pula berbagai benda pusaka para penyampai agama Islam dan lukisan tokoh Islam pada periode itu.
Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang
Tak lupa, seperangkat gamelan yang pernah menjadi media Sunan Kalijaga menyebarkan Islam lewat misi budaya.
Puas keliling di lantai dua, kita bisa menuju lantai tiga yang menyimpan koleksi yang lebih menonjolkan profil para santri pada masa itu.
Tiket yang kita beli juga memberi akses kita naik ke lantai 18 dan 19.
Sebenarnya, di lantai 18 dikhususkan sebagai kafetaria.
Namun, saat Tribun Jateng berkunjung Sabtu (23/5/2015), tempat ini kosong.
Menurut pengelola, belum ada lagi pelaku usaha yang mengontrak.
Sementara, di lantai tertinggi bangunan 99 meter tersebut (lantai 19), kita bisa menyaksikan seluruh penjuru kota Semarang.
Disediakan dua teropong untuk menikmati pemandangan itu. Lagi-lagi kami tidak beruntung karena saat berkunjung, keduanya tak bisa digunakan.
Menara Asmaul Husna dibuka pukul 08.00-16.00.
Meski tak menemukan kafetaria di lantai 18, jika kebetulan datang saat jam makakn siang, kita bisa menyantap makanan di kantin di lantai pertama menara.
Di area MAJT, kita juga bisa menemukan fasilitas lain. Di antaranya, pengobatan tradisional Islam yang berada di sebelah kiri masjid. Disana tersedia madu habatussauda, bekam, akupuntur dan pijat refleksi.
Ada sedikitnya enam outlet penyedia jasa tersebut dengan harga berfariasi.
Wisatawan melihat-lihat koleksi Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang.
Bagi anda yang dari luar kota dan harus bermalam, juga tidak perlu khawatir karena di dalam kompleks MAJT terdapat penginapan Graha Agung Hotel yang bisa di sewa mulai dari Rp 200.000 per malam.