Laporan Reporter Tribun Lampung
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Rumah Daswati di Lampung bernilai tinggi sebagai destinasi wisata sejarah. Sayangnya kurang terawat...
Bagi pecinta wisata sejarah, Provinsi Lampung, khususnya Bandar Lampung memiliki satu destinasi yang patut dikunjungi.
Bangunan ini merupakan peninggalan bersejarah dan amat penting di awal terbentunya Provinsi Lampung.
Lokasinya berada di pusat Kota Bandar Lampung dan mudah dijangkau.
Sayang, kondisi bangunan bersejarah tersebut kini tidak terawat. Jangan bayangkan Lawang Semu di Jawa Tengah, Kota Tua Jakarta yang memiliki bangunan kolonial terawat.
Rumah Daswati jauh dari kondisi baik. Di sana-sini kini tinggal reruntuhan. Hanya sisa bangunan dan kisah sejarah yang membungkusnya tetap abadi dan layak dikunjungi.
Hingga kini, diakui masih banyak masyarakat Lampung yang tidak mengetahui bahwa rumah tua yang berada di Jalan Tulang Bawang No 15, Enggal, merupakan salah satu rumah bersejarah bagi Provinsi Lampung.
Rumah Daswati dari dalam ruangan yang gelap dan pengap. (Tribun Lampung/ Heru Prasetyo)
Sebab, rumah yang dikenal dengan nama Rumah Daswati ini dulunya merupakan cikal bakal terbentuknya Daerah Swatantra Tingkat I atau yang disingkat Daswati I Lampung.
Di rumah yang awalnya milik Kapten Ahmad Ibrahim inilah, Panitia 13 Persiapan Pembentukan Provinsi Lampung melakukan berbagai aktivitasnya dalam upanya berpisah dengan Daswati I Sumatera Bagian Selatan di tahun 1963.
Bisa dikatakan, rumah inilah yang menjadi saksi serah terima penyerahan kewenangan pemerintah Daerah Daswati I Sumatera Selatan kepada Daswati I Lampung, pada tanggal 18 Maret 1964.
Memasuki area rumah Daswati, kita akan langsung disuguhkan pemandangan kumuh.
Meski begitu, kemegahan arsitektur art deco khas kolonial masih bisa terlihat.
Rumah Daswati dihiasi dengan daun pintu lebar dan dua pintu berkaca patri membuat matahari leluasa masuk.
Selain itu, bagian yang amat menonjol adalah atapnya yang berbentuk limas, menambah kesan kuna pada bangunan itu sendiri.
Aset Bersejarah yang Kurang Terawat
Bangunan Daswati sendiri terdiri dari beberapa ruangan. Ruang utama yaitu bagian ruang tamu, kemudian dua kamar, terakhir paviliun yang tersambung langsung dengan bangunan utama.
Sayang, kesemua itu tidak bisa kita nikmati secara utuh. Status Rumah Daswati yang merupakan milik pengusaha Bandung membuat bangunan ini luntang-lantung.
Rumah Daswati yang gelap dan pengab padahal bernilai sejarah (Tribun Lampung/ Heru Prasetyo)
Penjaga rumah Daswati Jasim (56) menuturkan, saat ini kondisi rumah sangat memprihatinkan.
Separuh bangunan sudah tidak terselamatkan lagi (terutama di bagian belakang).
Hampir seluruh dinding rumah sudah dipenuhi lumut, tidak ada aliran listrik yang menerangi rumah sejak beberapa tahun terakhir ini sehingga suasana rumah Daswati terkesan angker.
"Rumah ini merupakan bangunan bersejarah di Lampung, tetapi nyatanya kondisinya sangat memprihatinkan. Saya sendiri sedih, ingin sekali bisa memugar bangunan ini, mungkin bisa dijadikan museum. Namun apa daya, saya tidak mempunyai dana," ujar pria yang disapa Ijas.
Pegiat Lampung Heritage Teguh Prasetyo pun menyayangkan belum adanya perhatian pemerintah terhadap bangunan bersejarah ini.
Bahkan kabarnya, rumah yang menempati tanah kurang lebih 1.000 meter persegi ini akan digusur dan didirikan bangunan lain.
"Kami (Komunitas Lampung Heritage) saat ini gencar mengkampanyekan agar rumah Daswati ini kembali dimiliki Pemerintah Provinsi Lampung," ujar Teguh.
Rumah Daswati yang gelap dan pengab padahal bernilai sejarah (Tribun Lampung/ Heru Prasetyo)
Teguh mengatakan, lokasi Rumah Daswati yang berada di pusat kota menjadi salah satu wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi.
Jika Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung memiliki bangunan bersejarah yang menjadi kebanggaan warga, Teguh menilai mengapa Lampung tidak bisa menjadikan hal yang serupa.
Mengunjungi Rumah Daswati sejatinya tidak terlampau sulit. Ia berada di pusat Kota Bandar LAMpung, persisnya berada di Jalan Tulang Bawang Nomor 11 Enggal Bandar Lampung. Posisinya tepat di depa lapangan Gelanggang Olah Raga (GOR) Korem 043 Garuda Hitam Saburai.