"Kalau bakso lain, biasanya memakai bubuk khusus pengental pentol bakso.
Itu kan kurang sehat. Nah, saya di sini lebih memilih tepung sagu yang lebih sehat," ungkapnya.
Selain itu, dicampuri pula oleh telur, kaldu ayam, garam dan merica.
Memakai daging haruan memang sengaja dilakukan agar berbeda dan ada konten lokalnya.
"Haruan ikan khas Kalimantan Selatan. Di tempat lain bakso berbahan daging sapi sudah banyak. Jadi, biar beda saja," ujarnya.
Di bakso ini, dia memakai 80 persen bahan daging haruan.
Sedangkan 20 persen sisanya adalah bahan-bahan lain seperti telur, tepung sagu, dan sebagainya.
Seporsinya dijual Rp 50.000. Porsinya cukup besar.
Karena pentol baksonya berbahan tepung sagu, membuat cepat kenyang.
Apalagi porsi bihun dan mi kuningnya juga cukup banyak.