Rata-rata pelanggannya penumpang bus jurusan Kupang-SoE, Kupang-Kefa, Kupang-Atambua hingga travel tujuan Kupang-Dili.
Namun ia optimis kue Cucurnya dan kue Usus Ayamnya memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan penjual lainnya. Racikan bahan kue Cucurnya sudah turun temurun 30 tahun lebih dari keluarganya.
Bahkan untuk mempertahankan kelezatan kue Cucurnya, ia mendatangkan bahan-bahannya dari Jawa dan Rote.
“Memang harga bahan-bahanya agak mahal. Tetapi untuk menjaga kualitas kami tetap mempertahankannya sampai sekarang,” ujar Tel Tulle.
Tulle menuturkan kue Cucur dan kue Usus Ayam jualannya bisa bertahan hingga satu minggu. Dengan demikian sangat cocok bagi pelancong yang ingin membawa oleh-oleh khas Kupang saat pulang ke daerah masing-masing.
“Kios kami buka dari pukul 05.00 Wita hingga pukul 22.00 setiap harinya,” kata Tulle.
Lampar Oesao khas Kupang, oleh-oleh khas NTT, di Jalan Timor Raya kilometer 29, Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. (Pos Kupang/Muhlish Al Alawi)
Jika Anda berminat mencari oleh-oleh kue Cucur khas Kupang, datanglah ke Kios Tel Tulle dengan menumpang bus umum jurusan Kupang-SoE.
Kepada kondektur atau sopir, Anda harus berpesan turun ke di kios kue cucur di Oesao yang berada dipinggir jalan.
Biasanya sopir akan memarkirkan busnya tepat di depan kios jual kue Cucur milik Nn Tel Tulle. Ongkos transportasi dari Kota Kupang sampai ke lokasi sekitar Rp 10.000 setiap penumpang.
Untuk memanjakan pelanggannya, Tulle memberikan penawaran bagi Anda yang menginginkan kue Cucur atau kue usus ayam yang masih panas.
Anda cukup menunggu lima menit kemudian bisa membawa pulang satu piring kue Cucur dalam kondisi panas.
“Terkadang ada juga pelanggan kami juga menginginkan kuenya agak gosong di pinggirnya. Kami pun menuruti kemauan pelanggan sesuai seleranya masing-masing,” jelas Tulle.
Tak hanya itu, lanjut Tulle, ia juga menyediakan kemasan dalam bentuk mika plastik untuk tempat kuenya bila ingin dibawa sebagai oleh-oleh keluar NTT.
Ia mencontohkan beberapa waktu lalu, pelancong dari Bali dan Australia memborong kue Cucurnya untuk dijadikan oleh-oleh keluarganya.