LaporanWartawan Pos Kupang, Muhlis AL Alawi
TRIBUNEWS.COM, KUPANG - Kue Cucur biasanya baru bisa ditemui saat kondangan atau pesta. Namun bagi Anda pencinta kue warna coklat berasa manis itu jangan khawatir untuk mencarinya ketika tiba di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saat Anda berkunjung ke Kota ini kue itu mudah didapat karena menjadi santapan khas NTT yang siap dijadikan oleh-oleh bagi pelancong.
Salah satu tempat populer penjual kue Cucur berada di Jalan Timor Raya kilometer 29, Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.
Tak jauh dari Pasar Oesao, tujuh kios yang membuka lapaknya di pinggir jalan menawarkan kue Cucur yang tertata apik di piring pada etalase kaca dengan harga yang terjangkau di sepanjang jalan tersebut.
Untuk satu piring kue Cucur isi sembilan kue dihargai Rp 10.000 per piringnya. Sementara bila membeli kue Cucur yang berisi 18 buah, pelancong cukup membayar Rp 20.000 per piringnya.
Pengunjung saat membeli kue Cucur di Jalan Timor Raya kilometer 29, Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. (Pos Kupang/Muhlish Al Alawi)
Soal rasa tiada duanya. Anda tidak akan merasa cukup kalau hanya menikmati satu kue Cucur saja untuk sarapan.
Tak hanya menjual kue Cucur, para pedagang juga menyajikan jajanan khas NTT lainnya.
Beberapa jajan khas NTT yang dijual yakni serabi Kupang, Mendut, Lampar dan kue Abu. Namun jumlah jualannya tidak sebanyak kue Cucur dan kue Usus Ayam.
“Selain kue Cucur dan kue Usus Ayam kami menjualnya terbatas. Untuk harganya sama kecuali Lampar satu bungkusnya Rp 6.000,” ujar pemilik kios Cucur, Tel Tulle kepada Pos Kupang, Sabtu (30/5/2015) sore.
Tulle menuturkan ia bersama anak buahnya terus memasak kue Cucur dan kue Usus Ayam untuk memenuhi kebutuhan para pembelinya. Setiap hari, kue Cucur dan kue Usus Ayamnya bisa laku 500-an piring.
Bila dihitung maka omzetnya bisa mencapai Rp 10 juta setiap harinya. Bahkan bila musim liburan atau akhir pekan tiba, jualan kue Cucurnya meningkat tajam.
Kue Usus Ayam oleh-oleh khas Kupang, NTT, di Jalan Timor Raya kilometer 29, Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. (Pos Kupang/Muhlish Al Alawi)
Tel Tulle bersaing dengan enam kios lainnya yang menjual kue yang sama. Dari tujuh kios yang menjual kue Cucur, usaha Cucur Tel Tulle paling ramai dikunjungi pelanggannya.
Rata-rata pelanggannya penumpang bus jurusan Kupang-SoE, Kupang-Kefa, Kupang-Atambua hingga travel tujuan Kupang-Dili.
Namun ia optimis kue Cucurnya dan kue Usus Ayamnya memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan penjual lainnya. Racikan bahan kue Cucurnya sudah turun temurun 30 tahun lebih dari keluarganya.
Bahkan untuk mempertahankan kelezatan kue Cucurnya, ia mendatangkan bahan-bahannya dari Jawa dan Rote.
“Memang harga bahan-bahanya agak mahal. Tetapi untuk menjaga kualitas kami tetap mempertahankannya sampai sekarang,” ujar Tel Tulle.
Tulle menuturkan kue Cucur dan kue Usus Ayam jualannya bisa bertahan hingga satu minggu. Dengan demikian sangat cocok bagi pelancong yang ingin membawa oleh-oleh khas Kupang saat pulang ke daerah masing-masing.
“Kios kami buka dari pukul 05.00 Wita hingga pukul 22.00 setiap harinya,” kata Tulle.
Lampar Oesao khas Kupang, oleh-oleh khas NTT, di Jalan Timor Raya kilometer 29, Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. (Pos Kupang/Muhlish Al Alawi)
Jika Anda berminat mencari oleh-oleh kue Cucur khas Kupang, datanglah ke Kios Tel Tulle dengan menumpang bus umum jurusan Kupang-SoE.
Kepada kondektur atau sopir, Anda harus berpesan turun ke di kios kue cucur di Oesao yang berada dipinggir jalan.
Biasanya sopir akan memarkirkan busnya tepat di depan kios jual kue Cucur milik Nn Tel Tulle. Ongkos transportasi dari Kota Kupang sampai ke lokasi sekitar Rp 10.000 setiap penumpang.
Untuk memanjakan pelanggannya, Tulle memberikan penawaran bagi Anda yang menginginkan kue Cucur atau kue usus ayam yang masih panas.
Anda cukup menunggu lima menit kemudian bisa membawa pulang satu piring kue Cucur dalam kondisi panas.
“Terkadang ada juga pelanggan kami juga menginginkan kuenya agak gosong di pinggirnya. Kami pun menuruti kemauan pelanggan sesuai seleranya masing-masing,” jelas Tulle.
Tak hanya itu, lanjut Tulle, ia juga menyediakan kemasan dalam bentuk mika plastik untuk tempat kuenya bila ingin dibawa sebagai oleh-oleh keluar NTT.
Ia mencontohkan beberapa waktu lalu, pelancong dari Bali dan Australia memborong kue Cucurnya untuk dijadikan oleh-oleh keluarganya.
Untuk itu ia membungkus kue pesanan dua pelancong itu dalam mika plastik ukuran besar.
Warung atau kedai penjual kue Cucur dan oleh-oleh khas Kupang lainnya, di Jalan Timor Raya kilometer 29, Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. (Pos Kupang/Muhlis Al Alawi)
Untuk menikmati kue Cucur dan kue Usus Ayamnya, Tulle memiliki tips khusus. Menurutnya, kue Cucur dan kue Usus Ayam paling enak dinikmati sambil minum kopi saat pagi hari.
“Kalau mau makan kue dan minum kopi di sini kami juga menyediakan tempat. Pelancong dapat menikmati satu piring kue Cucur bersama satu gelas kopi sambil menikmati pemandangan hamparan sawah di seberang jalan pada pagi hari,” kata Tulle.
Setiap kios penjual kue cucur juga menyediakan beraneka ragam minuman mineral hingga minuman bersoda. Tak jauh dari penjual kue Cucur, pelancong dapat menemui penjual jagung manis dan jagung pulut rebus yang masih panas.
Soal harga juga masih terjangkau. Untuk tujuh jagung manis rebus, Anda cukup membayar Rp 10.000. Sementara bila jagung pulut rebus, dengan harga yang sama mendapatkan lima buah.
Selain itu, pelancong dapat menemukan penjual sayur mayur, buah dan beraneka pisau khas Sabu-NTT.