Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Di tengah maraknya penganan dan kudapan modern, jajanan tradisional tetap mempunyai tempat tersendiri.
Di Kabupaten Kulonprogo ada satu jajanan tradisional yang menjadi ciri khas kabupten di bagian barat Yogyakarta tersebut, yakni Gebleg.
Gebelg adalah panganan tradisional nan sederhana.
Kudapan berwarna putih ini terbuat dari tepung tapioka yang hanya dicampur dengan garam tanpa bumbu lainnya.
Di depan Pasar Jonggrangan, tepatnya di Dusun Gendu, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, terdapat sebuah warung sederhana yang menyediakan Gebleg.
Warung yang dimiliki Sudarto (53) tersebut cukup terkenal di sekitar kawasan perbukitan Menoreh tersebut dan selalu diserbu oleh pembeli.
Panganan tradisional Gebleg yang dijual di Warung Pak Sudarto, di Dusun Gendu, Desa jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Hal tersebut terbukti banyakanya tepung tapioka yang dihasbiskan, yakni sebanyak 2 ton setiap bulannya.
Warung milik Sudarto ini juga menjual beragam kebutuhan pokok.
Di dalam warung hanya terdepat satu buah meja berukuran lumayan besar dengan dua kursi panjang.
Gebleg yang diproduksi setiap hari, memiliki cita rasa gurih dan sedikit kenyal.
Sangat nikmat jika dimakan sesaat setelah digoreng.
Jika dalam keadaan dingin panganan ini akan menjadi lebih kenyal.
Gebleg akan semakin enak jika dinikmati bersama olahan Tempe Besengek.
Tempe Besengek adalah olahan tempe dengan cita rasa gurih manis yang dimasak dengan bumbu-bumbu seperti gula jawa, bawang putih, bawang merah, lengkuas, jahe, garam, ketumbar, daun sirih, santan encer, santan kental, dan daun salam.
Tempe Besengek yang dijual di warung Pak Sidarto. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Olahan ini tidak hanya menggunakan tempe kedalai saja, tetapi juga dengan menggunakan tempe yang teruat dari kacang koro.
Perpaduan rasa gurih dari Gebleg dan gurih manisnya Tempe Besengek sangat nikmat di lidah.
Untuk Gebleg, proses pembuataanya diawali dengan mencampur tepung tapioka dengan garam.
Setelah tercampur, adonan tersebut dimasukan dalam plastik dan direbus kurang lebih selama tiga hingga lima menit.
Setelah itu, adonan yang direbus tadi "diuleni" kembali dan dibentuk memanjang seperti tali.
Adonan yang telah berbentuk tali tersebut dibentuk bundar-bundar kecil, dan tiga buah bulatan kecil tersebut saling ditempelkan (direnteng), sehingga panganan Gebleg dikenal juga dengan nama Gebleg Renteng.
Penganan Tempe Besengek (kiri) dan Gebleg. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Selain dinikmati di tempat, pengunjung juga bisa membawa pulang Gebleg yang masih dalam kondisi mentah, untuk kemudian bisa digoreng sendiri di rumah.
Selain membuat Gebleg, Sudarto juga membuat variasi dari panganan ini yang bernama Gembel.
Kudapan ini adalah Gebleg yang diberi isian berupa sambal.
Untuk harga Gebleg dan Tempe Besengek sangatlah terjangkau, yakni Rp 500 tiap renteng Gebleg, dan untuk Tempe Besengeknya hanya Rp 2.000 tiap lima buah tempe.
Warung tersebut juga menyajikan beragam jenis gorengan dengan harga Rp 2.000 tiap lima biji gorengan.
Pengunjung saat menikmati panganan Gebleg dan Tempe Besengek di warung Pak Sudarto. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Jika Anda dari pusat Kota Yogyakarta dan ingin menikmati gurihnya Gebelg buatan Sudarto, Anda bisa menempuh rute sebagai berikut .