Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Yuliani
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), jangan lupa mencicipi masakan satu ini, mi celor namanya.
Menu berbahan mi ini sangat terkenal di Bumi Sriwijaya dan termasuk salah satu dari sekian banyak makanan khas Palembang yang populer.
Bagi yang tidak familiar dengan mi celor, tentu bertanya-tanya seperti apa rupa dan rasanya.
Mi ini tidak direbus melainkan hanya dicelupkan ke air panas dan disiram kaldu kental. (Sriwijaya Post/Yuliani)
Bentuk dan ukuran mi ini memang agak berbeda dengan mi pada umumnya.
Mi celor khas Palembang agak besar dan memiliki tekstur yang lembut.
Karena ukurannya yang berbeda inilah, makanya untuk membuat mi celor harus menggunakan mi khusus, bukan mi kuning untuk bahan tambahan bakso atau yang lainnya.
Dalam proses penyajiannya, mi celor tidak direbus seperti kebanyakan olahan mi, melainkan hanya dicelupkan ke dalam air panas alias dicelor.
Karena itu juga, nama panganan khas Palembang ini disebut mi celor.
Dengan dicelor, tekstur mi terasa lebih lunak dan mudah dicerna.
Namun makan mi yang sudah dicelor saja tidak cukup untuk membuat kesan mi ini terasa istimewa.
Yang membuat mi ini luar biasa dan menjadi primadona adalah karena ada campuran bumbu khasnya.
Orang Palembang biasa menyantap mi celor dengan siraman kuah kaldu yang dicampur santan dan ebi (udang kering).
Kemudian, dicampur kecambah segar, irisan telur rebus, seledri, daun bawang, bawang goreng, dan daun kucai yang menjadi ciri khas.
Itulah beberapa racikan bumbu yang membuat mi celor menjadi istimewa di kalangan penikmatnya.
Banyak tempat yang bisa dikunjungi untuk mencoba makanan khas berupa mi celor ini di Palembang.
Namun yang paling terkenal hingga saat ini adalah Mi Celor 26 Ilir.
Selain karena keberadaannya sudah lama, banyak tokoh penting yang sudah membuktikan kelezatan mi celor di sana.
Selain itu, ada juga Mi Celor 10 yang berlokasi di Jl Anggrek Raya Blok L 13, Perum OPI Jakabaring, Palembang.
Mie Celor 10 yang terletak di Jalan Anggrek Raya, Palembang. (Sriwijaya Post/Yuliani)
Namanya merujuk kepada harganya, yakni Rp 10 ribu saja.
Mei, penjual Mi Celor 10 ini mengatakan, mi celor merupakan salah satu kuliner khas Palembang yang banyak dicari para pendatang.
"Karena rasanya memang beda dari mi pada umumnya. Apalagi dimakan ketika sedang hujan, pas sekali,” kata Mei kerika ditemui di Mi Celor 10, Rabu (27/5/2015).
Mi celor juga menjadi hidangan yang paling diburu ketika bulan Ramadan.
Warga Palembang biasa menyantap pempek atau mi celor saat berbuka.
"Penghasilan saya meningkat saat bulan puasa. Sebelum makan yang berat, biasanya mereka berbuka dengan mi celor dulu," katanya.