Namun yang membedakan rasanya adalah tangan yang meraciknya. Soal rasa, lidah memang tak pernah bohong.
“Dalam sehari kami bisa menghabiskan hingga 800 bungkus nagasari, buka dari pagi hingga sore hari,” ujar pemilik Toko Nagasari Cipuga Baru, Kak Ramlah.
Sebungkus nagasari buatan Kak Ramlah dilepas seharga Rp 1.200. Namun untuk tentengan oleh-oleh tentu lebih praktis dan murah membeli harga paket.
Di sini anda juga bisa memilih jumlah sesuai kebutuhan. Di Cipuga Baru tersedia satu kotak nagasari berisi 12 bungkus dengan hagra Rp 15.000, isi 17 bungkus seharga Rp 20.000, isi Rp 21 bungkus seharga Rp 25.000, isi 25 seharga Rp 30.000 dan isi 30 bungkus seharga Rp 36.000.
Nagasari Cipuga khas Bireuen, Aceh. Teksturnya lembut, manis dan semerbak wangi pandang (Serambi Indonesia/ Nurul Hayati)
Untuk diketahui toko-toko yang menjual nagasari di Bireuen tidak menyediakan makan di tempat.
Kudapan yang dibungkus daun pisang tersebut enak disantap hangat-hangat atau dimasukkan ke dalam kulkas.
Jika suka makan yang sudah dingin tinggal dimasukkan saja ke dalam kulkas dan umur penganan itu bisa bertahan hingga semingguan.
Namun jika anda lebih suka menyantapnya dalam versi hangat, maka nagasari akan tahan selama 2 hari dalam suhu ruangan.
Selain racikan tepung yang lembut dan wangi yang didapat dengan cara dikukus, pisang yang digunakan turut menentukan citarasa nagasari.
Untuk itu Kak Ramlah setia menggunakan pisang raja dan dipastikan pisang yang digunakan dalam kondisi matang. Bagaimana tertarik mencoba?