Laporan Wartawan Surya, Wiwit Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Bagi warga Indonesia, kain batik bukanlah barang baru.
Hampir setiap daerah memiliki corak batik tersendiri, sebagai bukti kekayaan warisan nusantara.
Begitu pula di Sidoarjo, kain batik terutama batik tulis tradisional hingga kini masih terpelihara dengan baik, salah satunya adalah kampoeng batik tulis Jetis, Sidoarjo.
Batik tulis Sidoarjo didominasi warna cerah. (Surya/Wiwit Purwanto)
Dinamakan kampoeng batik tulis, karena sebagian besar warga Kelurahan Jetis Kecamatan Sidoarjo ini adalah pembatik.
Mereka juga menjual langsung karya karyanya di rumah masing masing. Karena itu, kawasan ini dikukuhkan sebagai Kampoeng Batik Tulis Jetis, Sidoarjo.
Masuk kampung Jetis, mulai dari gapura depan hingga sepanjang jalan hampir dipenuhi dengan toko yang menjual kain batik.
Bahkan sekarang bukan hanya kain batik hasil produksi sendiri, sebagian juga menjual busana muslim.
Di toko batik Murni Artis misalnya, bukan hanya kain batik dan busana batik yang sudah jadi saja yang dijual disini, tapi juga busana lainnya, seperti gamis, kaftan dan busana muslim lainnya.
"Semua kain batik produksi sendiri," kata Suliyana, yang menjaga toko.
Tempat produksi Seni Batik Murni Artis ini berada di gang sebelah tidak jauh dari toko yang berada di jalan utama Jetis.
Pelanggan batik di tempat ini berasal dari Jakarta hingga Tiongkok. (Surya/Wiwit)
"Kebetulan toko ini milik saudara sendiri, kalau produksinya di dalam sana," jelasnya.
Selain memasarkan kain batik di toko di kawasan Jalan Jetis, batik Murni Artis juga dipasarkan di Surabaya.