Laporan Wartawan Tribun Kaltim/Budi Susilo
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Rasa penasaran muncul saat mengunjungi Desa Naha Aya, Kecamatan Peso Hilir Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.
Di desa ini terdapat sebuah makam kuno yang bentuknya memanjang ke atas, menyerupai rumah panggung, yang tingginya hampir sama dengan pohon kelapa dewasa.
Siapa gerangan sosok di makam kuno tersebut?
Kuburan itu, menurut Kepala Adat Desa Naha Aya, Wan Luhat (70), merupakan makam leluhur yang menjadi cikal bakal nama desa menjadi Naha Aya.
Dahulu kala, ada seorang perempuan meninggal dunia karena terhanyut Sungai Kayan dan tersangkut di daratan yang kini bernama Desa Naha Aya, yang sebagian besar warga desanya bermata pencaharian sebagai petani.
Kepala Adat Desa Naha Aya, Wan Luhat menunjukkan makam kuno bernama Aya di Desa Naha Aya, Peso Hilir, Bulungan, Kaltim. Makam tersebut ialah seorang perempuan Dayak yang tewas tenggelam di Sungai Kayan. (Tribun Kaltim/Budi Susilo)
“Kuburan sejak leluhur saya masih hidup. Cerita turun-temurun itu adalah makam Aya, perempuan yang meninggal disini (Desa Naha Aya). Jasadnya datang dari Giram (Peso Hulu) terhanyut di sini (Desa Naha Aya),” ungkap Luhat, pekan lalu.
Lokasi kuburan berada di belakang pemukiman penduduk dan pinggiran aliran Sungai Kayan.
Di makam itu juga ada beberapa kuburan warga setempat yang model kuburannya seperti pada umumnya.
Sementara, bentuk kuburan Aya sangat berbeda dari yang lainnya.
Peti jenazahnya membentuk kotak dan ditopang tiang-tiang berdiri.
Jumlahnya ada lima dengan ukuran tinggi yang menyerupai pohon kelapa.
Pantauan Tribun, makam itu terbuat dari kayu-kayu ulin.
Satu penopang makam telah ambruk dimakan usia, jadi sekarang tinggal tersisa empat.