Perempuan tak boleh naik memasuki rumah itu. Upacara juga diadakan di halaman kuba untuk persembahan babi hutan dan pemangkasan yono, pohon suci dari dewa.
Mayasvi, ritual menghormati dewa-dewa oleh suku Tsou di Taiwan (test2.pure-taiwan.info)
Pohon suci yang terletak di salah satu sudut halaman itu dipangkas setiap tahun untuk memberikan jalan bagi para dewa turun ke bumi.
Kaum lelaki membuat lingkaran di halaman kuba dan menyanyikan lagu-lagu tradisional Tsou. Dua perempuan membawa obor untuk menyalakan api di halaman, konon melambangkan bahwa keberhasilan para prajurit bergantung pada dukungan kaum perempuan.
Lelaki dan perempuan kemudian bergabung dalam nyanyian sambil bergeser dalam gerak langkah bersama membuat lingkaran terus bergerak.
emakin lama lingkaran yang terus bergerak itu dikuasai kaum perempuan dengan sebagian besar lelaki kembali ke kuba. Para tamu lalu diajak ikut serta dalam lingkaran tarian.
Suku Tsou mempertahankan tradisi, bahasa, dan adat istiadat mereka untuk melindungi identitas kultural mereka. Festival dan upacara mereka menjadi tujuan wisata kultural yang bukan saja membawa manfaat, melainkan juga masalah.
Melalui nyanyian dalam ritual, sejarah dan kebudayaan suku itu diteruskan pada generasi berikutnya. Menghidupkan ritual tradisi ini menegaskan identitas budaya mereka, selain juga membantu menumbuhkan rasa ikut memiliki di kalangan anak-anak muda, yang telah semakin menjauh dari tradisi suku.
Wisata kultural memberikan juga kesempatan para anggota suku untuk mendapatkan manfaat finansial dengan datangnya turis.
Namun, di lain pihak para tamu wisatawan itu kadang dianggap mengganggu kesucian ritual. Mayasvi adalah kegiatan keagamaan kolektif suku. Itu yang kadang tidak dipedulikan oleh orang luar suku.
Berulang kali wisatawan diingatkan untuk bersikap hormat, dengan petugas suku sigap memperingatkan kalau ada yang melanggar aturan. Seperti ketika para prajurit memangkas yono, pohon suci, membuka jalan bagi turunnya para dewa.
Sebagian turis bergerak maju mencari tempat terbaik untuk memotret dan merekam dengan gawai (gadget) mereka, tetapi para petugas dengan tegas memerintahkan mereka untuk tidak terlalu mendekat.
Mayasvi adalah salah satu ritual tradisional paling suci dalam kebudayaan Tsou. Ritual ini ditetapkan sebagai folklore penting nasional Taiwan tahun 2011.
Mayasvi, ritual menghormati dewa-dewa oleh suku Tsou di Taiwan (test2.pure-taiwan.info)
Menurut Amy Wu, seorang sarjana etnis Han yang menjadi sukarelawan membantu penyelenggaraan upacara itu, suku Tsou adalah suku yang bangga akan identitasnya.
Orang di luar suku itu tidak diperbolehkan mengenakan pakaian tradisional suku itu. Jadi, jangan harap Anda bisa membeli pakaian tradisional mereka.
Jika Anda berkesempatan menyaksikan mayasvi dan ingin berpartisipasi dalam lingkaran tarian mereka, perhatikan dulu gerak kaki mereka.
Begitu sudah menguasai gerak kaki tarian itu, baru masuk ke ujung barisan. Gerak tarian yang serempak katanya akan membuat senang para dewa.
Kerang, kulit beruang hitam, dan bulu burung selalu ada di hiasan kepala kaum lelaki Tsou. (Dian Marsidi)