TRIBUNNEWS.COM - Akhir pekan atau libur nasional kerap dijadikan wisatawan sebagai waktu berkunjung ke Kota Bandung.
Lengkapnya pilihan wisata yang ditawarkan, mulai dari wisata kuliner, wisata belanja, wisata alam, hingga wisata sejarah membuat kota berjuluk "Paris van Java" ini ramai diserbu wisatawan domestik maupun mancanegara.
Tidak mengherankan bila pada musim-musim liburan tersebut, jalanan menuju Kota Bandung kerap dipadati antrean kendaraan yang mengular hingga berkilo-kilometer.
Beragam cara coba dilakukan Pemkot Bandung untuk mengurangi volume kendaraan yang masuk ke Bandung, salah satunya dengan mengajak wisatawan menaiki kereta api.
“Dengan naik kereta api maka akan mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang masuk ke Kota Bandung dan kita juga menyosialisasikan bagaimana traveling menggunakan angkutan umum,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Ricky M Gustiadi, Kamis (21/5/2015).
Sejalan dengan itu, Executive Vice President Passanger Transport Marketing and Sales PT KAI, Totok Suryono, turut mendukung upaya Pemkot Bandung dengan mengajak masyarakat untuk memilih kereta api sebagai alternatif transportasi saat berkunjung ke Bandung.
Lewat program bertajuk “Traveling by Train” ini, PT KAI juga turut memperkenalkan lebih banyak hal tentang kereta api, mulai dari fasilitas, kenyamanan, hingga produk-produk yang saat ini dimiliki PT KAI.
Selain disokong dengan kenyamanan saat di atas kereta, para penumpang kereta, lanjut Totok, tak perlu terjebak dengan kemacetan yang umumnya terjadi di jalanan.
“Kita ingin memberi pesan kepada masyarakat bahwa naik kereta itu nyaman dan bisa dinikmati, coba tadi selama perjalanan bisa tidur, kan?" ujar Totok.
Ia merujuk kepada para peserta acara “Travelling By Train”. Acara ini merupakan acara bersama antara PT KAI pusat Bandung dengan Kompas serta turut mengundang anggota Kompas Muda dan Persma universitas rekanan Kompas.
Acara ini sebelumnya telah digelar sebanyak empat kali dengan mengajak komunitas-komunitas yang berbeda dan destinasi yang berbeda pula. Kali ini, PT KAI mengajak komunitas Kompas Muda untuk bergabung dan merasakan pengalaman berpergian menggunakan kereta api.
Pemilihan kaum muda ini bukan tanpa alasan. Diakui Totok, menurut survei yang ada sebanyak 40 persen pelanggan KAI berusia antara 18-35 tahun.
Totok berharap, selain sosialisasi fasilitas serta kenyamanan yang didapat saat menaiki kereta api, para penumpang, khususnya kaum muda, juga bisa memanfaatkan waktu-waktu tertentu untuk mendapat tiket kereta api murah.
“Jangan terpaku dengan Sabtu-Minggu, harus bisa memanfaatkan low season pada Selasa, Rabu, Kamis, karena weekday ada harga murah,” tutup Totok. (Mentari Chairunissa)