Di gardu kedua ini, pemandangan Manado dan Tomohon, serta gunung Lokon terlihat lebih jelas.
Di gardu pemandangan inilah, tempat wisatawan untuk menikmati indahnya kawah Mahawu ini.
Di spot ini menjadi tempat favorit wisatawan untuk berfoto dengan latar belakang kawah. Gardu ini tinggi, harus menaiki tangga besi.
Berfoto di kawasan Kawah Gunung Mahawu, Tomohon, Manado. (Tribun Manado/Finneke Wolajan)
Sesampai di puncak, godaan untuk turun ke kawah begitu kuat.
Namun pengelola yang adalah polisi hutan Tomohon tak memperbolehkan wisatawan untuk turun ke bawah.
Meski trek ke bawah terlihat mudah. Namun tak sedikit juga yang mengabaikan larangan tersebut dan tetap turun ke dasar kawah.
Ada 150 anak tangga menuju puncak Mahawu.
Sepanjang jalan ke puncak juga telah diberi besi pembatas, yang berfungsi untuk pegangan bagi yang merasa capek di tengah jalan saat naik atau penahan bagi yang turun dari puncak.
Dibangun juga sejumlah shelter untuk beristirahat.
Kawah ini memiliki sejarah letusan. Tercatat Gunung Stratovolcano Mahawu ini pertama kali meletus pada tahun 1789.
Orang Minahasa menyebut Mahawu karena sering mengeluarkan abu atau dalam bahasa Tombulu disebut Roemengas.
Letusan kembali terjadi pada 1977, 1994 dan 1999.
Letusan terakhir inilah yang membuat air kawah yang berwarna hijau belerang lenyap seketika.
Meski demikian, bau belerangnya masih tercium bersamaan dengan semilirnya angin bertiup.