"Siapa yang berani dulu membangun rumah di daratan. Karena dulu di sini masih hutan dan rawa-rawa, sehingga warga lebih memilih membangun di atas laut termasuk masjid," katanya.
Masjid ini sangat ramai terutama pada saat salat Jumat, karena merupakan masjid pertama di Penajam.
Bahkan setiap salat Jumat warga Penajam dan Nenang berjalan kaki ke masjid ini.
Sementara bentuk masjid, kata Taher, sejak dibangun sampai sekarang tidak pernah mengalami perubahan.
Pada tahun lalu, di Pasar Lama pernah terjadi kebakaran besar, namun masjid ini tidak terkena api meski rumah kiri dan kanan habis dilalap api.
Kini masjid tidak seramai dulu, karena juga sudah berdiri Masjid Raya Ar Rahman, hanya beberapa ratus meter dari masjid Sayyidul Ayyam.
Di samping masjid ini juga ada Kuburan Raden Mas Nata.
Makam Raden Mas Nata. (Tribun Kaltim/Samir Paturusi)
"Sebelum meninggal, Raden Mas Nata meminta agar nanti dikubur di samping masjid. Sekarang ada kuburannya yang selalu dijaga," ujar H Taher yang juga Imam Masjid Raya Ar Rahman.