News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Bali

Aneka Sate di Stan Kuliner Bali Ini Bikin Ngiler, Ada Sate Biawak, Kelinci hingga Vegetarian

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung saat menikmati sajian sate di stan Pondok Sate di Taman Budaya, Art Centre, Denpasar, Bali.

Laporan Wartawan Tribun Bali, Cisilia Agustina Siahaan

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Aroma bakar sate yang khas tercium di area stan kuliner yang ada di Taman Budaya, Art Centre, Denpasar, Bali, saat berlangsungnya Pesta Kesenian Bali (PKB).

Ya, selama kurun waktu satu bulan, beragam jenis kuliner tardisional, termasuk satu stan dari Pondok Sate tampak meramaikan kuliner PKB XXXVII Tahun 2015.

Sesuai namanya, Pondok Sate yang memiliki kedai di Jalan Subita No. 1 Denpasar Timur, Bali ini, menawarkan beragam jenis sate.

Tampak di area stan berukuran 2x1 meter ini, beberapa wadah berisikan sate hingga serombotan.

“Satenya, gek, mai mampir malu (Satenya, Mbak, ayo mampir dulu),” ujar Rika, seorang pedagang wanita dari stan Pondok Sate tersebut sambil mengipas-ngipas sate bakarannya.

Sate ayam, sate babi, sate kelinci dan sate ikan yang mungkin tergolong biasa, turut dihadirkan di sini.

Yang menarik adalah beberapa jenis sate lainnya.

Antara lain sate jamur, sate kakul, hingga sate biawak dapat dipesan di sini.


Sate. (Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan)

Seorang pengunjung wanita yang baru saja menyaksikan salah satu pertunjukan PKB menghampiri stan Pondok Sate tersebut.

Tertarik akan satu jenis sate, yakni sate jamur.

Kemudian ia dan seorang teman perempuannya memesan dua porsi sate tersebut.

“Penasaran ingin coba, belum pernah ngerasain soalnya. Kebetulan teman saya ini juga vegetarian,” ujar Ayu kepada Tribun Bali.

Ya, sate jamur ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang vegetarian atau tidak mengonsumsi daging dan produk hewani agar tetap bisa menikmati kuliner sate.

Harganya pun tergolong ramah di kantong. Satu porsinya untuk sate jamur dihargai Rp 10 ribu.

Yang mana harga tersebut sudah termasuk 5 tusuk sate sekaligus tipat.

Bisa juga diganti nasi sebagai pendamping sate ini.

“Rasanya unik, sedikit mirip sama daging ayam, terus kenyal-kenyal gitu teksturnya,” ujar Ayu.

Sekilas tampak sedikit porsinya, hanya 5 tusuk saja.

Namun, setelah dinikmati, menurut ibu satu anak ini, cukup mengenyangkan.

Karena ada tipat sebagai pendamping dari sate ini, begitu menurut perkirannya.

“Kirain tadi gak bakal kenyang, ternyata pas sudah dimakan lumayan juga,” tambah Ayu sembari mengahabiskan tusuk terakhir dari sate jamurnya.


Stan Pondok Sate di Taman Budaya, Art Centre, Denpasar, Bali. (Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan)

Selain Sate jamur, menurut Widi, karyawan dari Pondok Sate, yang cukup dicari oleh para pengunjung adalah Sate Biawak dan Sate Kakul (keong sawah).

Untuk Sate biawak sendiri, menurut Widi rasanya mirip-mirip dengan daging kambing, namun teksturnya berbeda.

“Kalau biawak mirip rasanya sama daging kambing, tapi teksturnya lebih alot,” tambah pria berperawakan gemuk tersebut.

Harga untuk seporsi sate biawak, kelinci dan juga kakul ini masing-masing dibanderol Rp 15 ribu.

Sementara sate ayam dan sate ikan, sama dengan sate jamur, yakni Rp 10 ribu.

Selain itu, stand ini juga menjual tum atau pepes dengan harga Rp 2.000 per bungkusnya.

Stan kuliner PKB ini dibuka setiap harinya, mulai dari sekitar pukul 10.00–22.00 Wita.

Termasuk juga dengan stan Pondok Sate tersebut, yang rutin hadir tiap tahunnya di acara PKB.

Bahkan khusus selama PKB, mereka hanya beroperasi di Art Center saja, tidak membuka kedainya di Jalan Subita.


Sate Pondok Sate di Taman Budaya, Art Centre, Denpasar, Bali. (Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan)

Jamur Direbus 30 Menit Sebelum Dibakar

Untuk bahan baku pembuatan sate jamur ini menggunakan jenis jamur tiram.

Jamur tiram sendiri merupakan satu jenis jamur pangan berwarna putih hingga krem, dengan ciri kha lainnya yakni tudung berbentuk setengah lingkaran yang mirip dengan cangkang tiram.

Untuk proses pembuatannya, menurut Widi tidak terlalu sulit. Setelah jamur dibersihkan, kemudian direbus terlebih dahulu dalam kurun waktu sekitar 30 menit.

“Direbus dulu jamurnya sekitar 30 menit. Biar jadinya setengah matang sebelum nanti dibakar,” ujar Widi.

Sebelum dibakar jamur yang sudah dipotong-potong dan ditusuk pada kayu sate, dilumuri dengan bumbu terlebih dahulu.

Yakni, bumbu kecap dan minyak kelapa. Ditunggu sejenak hingga kira-kira bumbu tersebut meresap, baru kemudian dibakar.

Kemudian setelah benar-benar matang dibakar, sate jamur tersebut siap disajikan.

Untuk bumbu luar sajian ini sama seperti sate-sate biasa, yakni menggunakan bumbu kacang dan juga kecap.

Bagi penyuka pedas, juga bisa menambahkan sambal plecing yang ditawarkan oleh stand Pondok Sate ini.

Info Harga:

- Sate Jamur Rp 10 ribu

- Sate Ayam Rp 10 ribu

- Sate Ikan Rp 10 ribu

- Sate Kakul Rp 15 ribu

- Sate Biawak Rp 10 ribu

- Sate Kelinci Rp 15 ribu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini