Anda mungkin sudah sering mendengar Candi Borobudur, Prambanan, dan candi Ratu Boko.
Sejatinya, masih banyak candi-candi yang belum terekspos meski memiliki potensi wisata yang juga cukup menarik, Candi Ijo salah satunya.
Terletak di ketinggian 375 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Candi Ijo merupakan candi yang letaknya paling tinggi di Yogyakarta.
Dari ketinggian itu, sudah terbayang keindahan panorama perbukitan.
Disebut Candi Ijo karena candi yang dibangun sekitar abad ke-9 itu dibangun di sebuah bukit yang dikenal Bukit Hijau atau Gumuk Ijo.
Pemandangan Candi Ijo yang terletak di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman.
Penyebutan nama desa Ijo pertama kalinya disebut di dalam Prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 Masehi.
Dalam prasati tersebut ditulis tentang seorang hadirin upacara yang berasal dari desa Wuang Hijau.
Jika benar demikian maka nama Ijo setidaknya telah berumur 1100 tahun hingga tahun 2006 yang lalu.
Kompleks candi Ijo merupakan kompleks percandian yang berteras-teras yang semakin meninggi ke belakang yakni sisi timur dengan bagian belakang sebagai pusat percandian.
Teras pertama merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur.
Sedangkan bangunan pada teras teratas berupa pagar keliling dan delapan buah lingga patok.
Di teras terakhir ini pula candi utama berdiri lengkap dengan tiga candi perwara.
Pada candi utama terdapat sebuah bilik dengan Lingga Yoni yang melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati.
Sedangkan di dalam candi-candi perwara, pengunjung dapat melihat arca candi yang konon merupakan kendaraan Dewa Siwa dan meja batu atau disebut padmasana.