Laporan Wartawan Tribun Lampung, Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Setiap kota di Indonesia selalu memiliki landmark yang menjadi kebanggan masyarakat.
Sebuah bangunan yang menjadi ciri khas dan wajib disambangi kala berada di kota tersebut.
Nah, di Bandar Lampung ada satu ikon monumental yang rasanya wajib dikunjungi saat berada di kota ini.
Adalah Tugu Adipura yang menjadi salah satu ikon Kota Bandar Lampung.
Tugu yang sering disebut Bundaran Gajah oleh warga setempat ini dibangun seiring keberhasilan Bandar Lampung menyabet predikat kota terbersih empat kali, tahun 1995, 1996, 1998, dan 2009, saat kepemimpinan Wali Kota Nurdin Muhayat, Suharto, dan Eddy Sutrisno.
Lokasinya berada di pusat kota, tepatnya di tengah-tengah pertemuan Jalan Sudirman, Jl Diponegoro, Jl Ahmad Yani, dan Jl Raden Intan.
Sebagai ikon kota, tugu adipura ini terlihat amat menonjol dengan hadirnya gajah sebagai fauna endemik Lampung.
Bundaran Gajah Bandar Lampung. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Empat ekor gajah ditampilkan mengelilingi Tugu Adipura.
Masing masing dari patung gajah yang menginjak bola sepak tersebut menghadap ke empat jalan utama di Bandar Lampung yaitu, Jalan Raden Intan, Jalan Sudirman, Jalan Diponegoro, dan Jalan Ahmad Yani.
Oiya, jika anda berkunjung ke lokasi ini, sempatkan untuk mencari satu gajah yang berbeda dari empat patung yang ada.
Keanehan itu ada pada kaki gajah yang tidak menginjak bola sepak, lantaran kaki gajah terlalu pendek.
Keunikan lokasi Tugu Adipura ini tak pelak menjadi favorit warga Lampung.
Beragam kegiatan dilaksanakan di sini, mulai dari aksi demo, konser, kongkow-kongkow, hingga foto-foto.
Maklum selain stragetgis untuk aksi demo, malam hari tugu yang punya ciri khas tatanan payung bersusun tiga, dengan warna putih, merah dan kuning, dengan ketinggian sekitar 30 meter, memiliki daya tarik warga, untuk berkumpul atau sekedar melepas lelah, khususnya malam hari.
Pasalnya gemerlap cahaya lampu di tugu ditambah sorotan sinar lampu yang muncul dari papan-papan billboard di sekitar tugu, menjadi alasan warga Bandar Lampung, untuk berkumpul di tugu yang juga memiliki air mancur.
Tidak sedikit pengendara motor maupun mobil berhenti di area tugu.
Mereka memarkirkan kendaraan kemudian duduk-duduk di pelataran bundaran tugu.
Bahkan remaja yang mengabadikan tugu melalui kamera ponsel yang dimiliki, untuk berfose di tugu yang di tengahnya terdapat tulisan penghargaan Adipura dari Presiden Republik Indonesia tertanggal 5 Juni 1995.
Sementara saat malam menjelang, beberapa pedagang mulai bermunculan dan bisa menemani kegiatan anda.
Penganan ringan seperti siomay, tekwan, dan minuman hangat sekuteng berjejer rapi di pinggir tugu adipura membuat warga nyaman menikmati keindahan kota di malam hari.
Tugu Adipura Bandar Lampung. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Laila (23), warga Enggal Tanjungkarang Pusat mengaku kerap menyempatkan diri berkumpul bersama gengnya di Tugu Adipura.
Lokasi ini menjadi tempat favorit untuk berkumpul karena menyediakan varian kuliner malam dan pemandangan lalu lintas di Ibu Kota Provinsi Lampung.
"Rutin sih enggak. Tapi kalau hari libur kami suka nongrong di sini," kata mahasiswi Universitas Lampung yang datang beserta tiga rekan wanitanya.
Bahkan saat momen Lebaran seperti kemarin, lokasi ini cukup ramai di datangi warga pendatang.
Tujuannya tentu saja satu, berpose bersama gajah penjaga Tugu Adipura Kota Bandar Lampung. (*)