Setelah mulut dikatupkan lagi, air laut ditekan keluar dengan lidah yang besar, plankton (terutama zoo plankton) tertahan oleh balen dan ditelan menjadi konsumsi makanan.
Suasana di pintu masuk utama Museum Zoologi Bogor. (Tribunnews/Reynas Abdila)
Badak Terakhir di Priangan
Selain Paus Biru adapun sisa-sisa terakhir satwa yang berhasil dikoleksi di Museum Zoologi, yaitu Badak Terakhir di Priangan.
Pada tahun 1914, di daerah Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat badak jenis ini masih hidup sebelum dibunuh oleh para pemburu gelap.
Sang badak betina menjadi incaran para pemburu sedangkan yang jantan masih bertahan tetapi habitatnya semakin terancam.
Badak ini sempat menghuni Cagar Alam Ujugkulon, Banten daerah perlindungannya tetapi karena tidak dapat menggabungkan diri dengan badak lainnya.
Walhasil badak ini dijadikan koleksi museum zoologi agar satwa ini tidak jatuh ke tangan pemburu gelap yang bakal merugikan dunia ilmu pengetahuan.
Kejadian ini terjadi pada tahun 1934, petugas museum sukses menewaskannya dengan sebutir peluru Mauser kal 9.3 dengan berat peluru mencapai 2280 kg.
Makanan badak sendiri terdiri dari macam-macam ranting dan daun serta rumput.
Perkembanganbiaknya sangat lamban beranak satu dan merupakan satwa lindungan terpenting di dunia.
Pengunjung tengah melihat display satwa jenis mamalia di Museum Zoologi. (Tribunnews/Reynas Abdila)
Display Satwa
Tidak kurang dari 105 jenis display satwa awetan dipamerkan di Museum Zoologi.
Di antaranya burung lantai hutan pegunungan, cendrawasih, kupu-kupu, kasuari, orang utan, macan dahan, komodo, ular air belang, serangga, dan masih banyak lagi.
Bila dikelompokan jenis satwa burung jumlahnya mencapai 211 dari 1.602 jenis burung yang terdapat di Indonesia.