Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS, DELI SERDANG - Pohon-pohon tua dengan akar menjalar hingga ke dasar Danau Linting, Sumatera Utara, menjadi pembatas antara area rendah dan area danau yang cukup dalam.
Pasalnya, tidak ada yang berhasil mengukur danau misterius tersebut.
Akar tersebut dijadikan pembatas area dangkal karena timbunan pasir, dan area danau dengan warna hijau yang indah.
Wisata air hangat di Danau Linting, Sumatera Utara. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Di area pasir tersebutlah, wisatawan dapat mandi dan bermain. Sedangkan area pantai yang hijau, sangat diwanti bagi wisatawan yang tidak terlalu mahir berenang.
Berada di bibir danau, pohon tua juga menjadi penyejuk. Daunnya juga rimbun, batang dan ranting pohon yang kokoh juga dimanfaatkan pengelola untuk memasang ayunan dengan tali tambang yang kuat pula.
Bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun menggunakan ayunan tersebut.
Saat berayun, wisatawan akan merasakan sensasi yang berbeda, karena kaki dapat menyentuh air hangat yang dimiliki Danau Linting.
Danau Linting adalah salah satu pesona wisata yang ada di Sumatera Utara. Danau ini terletak di tiga desa yakni Desa Sibunga-Bunga, Desa Gunung Manumpak dan Desa Durian IV Mbelang, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deliserdang.
Keindahan Danau Linting layak diancungi jempol. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah bersama kepala desa dari tiga desa tersebut mengelola danau tiga tahun belakangan, hingga Danau Linting jadi buah bibir wisatawan.
Danau seluas sekitar satu hektar itu berwarna hijau toska, tapi ada juga yang bilang kalau danau itu berwarna biru kehijauan.
Danau berair panas itu tidak berbau belerang. Bahkan saat dicicipi juga tidak terasa belerangnya. Padahal, airnya hangat danau tersebut karena aliran belerang dari gunung.
Seorang pedagang dan penduduk sekitar, A Simanjuntak menuturkan hingga saat ini, kedalaman Danau Linting masih menyimpan misteri. Belum pernah ada data secara resmi kedalaman danau itu.