TRIBUNNEWS.COM -- Pernahkan Anda berburu kuliner saat berada di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Kalau belum pernah ada baiknya sekali-kali singgah di 'Rumah Makan Kepiting Gemes Pak Mamo'.
Ya rumah makan ini sudah termasuk salah satu pilihan para pemburu makanan khas yang kondang di kabupaten Pemalang. Lokasi rumah makan tersebut berada di Desa Iser, Kecamatan Petarukan, Pemalang. Letaknya yang di berada di jalan poros Jakarta-Surabaya membuat, rumah makan tersebut tidak pernah sepi dari pembeli.
Ibu Wastiah, pemilik masakan kepiting gemes, menjelaskan tidak ada resep rahasia yang ia miliki. Ia hanya memasak kepiting dengan bumbu-bumbu rendang yang bahan-bahan dasarnya juga mudah didapatkan di pasar. Selain itu rumah makan ini juga menyediakan aneka makanan laut lain seperti udang dan ikan laut.
Pertama-tama rebus kepiting selama 10 menit dengan air mendidik, kemudian bumbu-bumbu yang sudah diramu dicampurkan kemudian diaduk hingga bumbu mengenai bagian kepiting secara merata kemudian baru diberi bumbu kecap. "Kurang lebih setengah jam kepiting bisa dihidangkan," ujar Wastiah yang tidak lain adalah istri dari Pak Mamo tersebut.
Ada sejumlah jenis masakan di 'Kepiting Gemes' seperti kepiting saus tiram, kepiting saus lada dan kepiting gemes itu sendiri. Namun para pelanggan lebih banyak yang meminta jenis kepiting gemes. Hal ini karena rasanya yang sangat khas dan sulit didapatkan di rumah makan lainnya. "Kalau kepiting saus lada dan saus tiram ya seperti (rumah makan) yang lainnya," ujarnya beberapa waktu lalu.
Wastiah menambahkan, di salah satu rumah makan yang dikelolanya itu, Ia mesti menyediakan sekurangnya 20 kilogram kepiting sertiap harinya. Namu tak jarang pada sore hari, masakan andalannya tersebut sudah habis terjual, karena permintaan yang begitu besar.
Bahkan apabila saat liburan seperti masa Lebaran, pasokan mesti ditambah hingga dua kali. "Kalau bahan bakunya alhamdulillan kami sudah punya pemasoknya dari daerah sekitar sini dan Comal (Kabupaten Pemalang)," ujarnya.
Untuk membangun bisnis masakan kepiting ini, Pak Mamo dan Wastiah tadinya hanya mencoba-coba saja. Maklum, sebelumnya mereka adalah pemasok kepiting di Desa Kendaldoyong, Kecamatan Petarukan yang mulai memasok kepiting pada 1987 silam.
Dari daerah pesisir tersebut, pasangan yang dikarunai enam anak tersebut mencoba-coba memasak kepiting yang tersisa pada 1990. Tadinya ditawar-tawarkan di daerah sendiri, di daerah terpencil tersebut. Namun kabar enaknya masakan kepiting gemes ternyata cepat menyebar di Kecamatan Petarukan.
Kemudian Mamo pun mulai melakukan pengembangan dengan mulai menjajakan masakannhya tersebut di dekat jalan raya Jakarta-Surabaya yang kemudian mendapatkan sambutan yang cukup baik dari konsumen.
Bahkan kini dua anaknya yang tertua pun mulai mewariskan keahlian memasak kepiting tersebut. 'Kepiting Gemes' kini telah membuka cabang di dua kota besar yaitu Bekasi dan Pekalongan. Untuk Pekalongan ditangani oleh Wanto sedangkan Kepiting Gemes Bekasi diurus oleh Siswanto.
Sudharwanto, warga Bekasi, kepada Tribunnews mengaku hampir setiap pulang ke rumah orang tuanya di Solo selalu menyempatkan diri makan di kepiting gemes. Berbeda dengan restoran lain yang hanya berpromosi besar-besaran di jalanan, 'Kepiting Gemes' yang sama sekali tidak berpromosi malah menyajikan masakan yang rasanya berbeda dengan yang lain. "Saya selalu gemas, kalau makan kepiting gemes," katanya bercanda. (Hendra Gunawan)