News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Survei: 60 Persen Turis Asing Traveling ke Indonesia karena Tertarik Kekayaan Budaya

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para penari dari Sanggar Lampian menampilkan tarian Ratu Trieng pada Putroe Phang Art&Music; Weeken Show di Putroe Phang, Banda Aceh, Sabtu (16/6). Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari Sabtu dan Minggu untuk menghibur warga Kota Banda Aceh dan turis asing yang datang ke Banda Aceh. SERAMBI/BUDI FATRIA

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan mengemukakan aspek kebudayaan memang harus dibenahi jika Indonesia ingin menggaet wisatawan luar negeri lebih banyak.

"Ini karena kekayaan budaya kita menjadi daya tarik besar bagi wisatawan luar negeri. Sebuah survei menyebutkan bahwa 60 persen orang asing datang ke Indonesia karena kebudayaan kita yang sangat kaya," katanya saat berbicara pada acara Temu Redaktur Kebudayaan di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/8/2015) malam.

Guru besar Fisip Universitas Airlangga Surabaya ini mengemukakan saat ini pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan asing hingga hampir tiga kali lipat dari sebelumnya, yakni dari sekitar 7 juta menjadi 19 juta orang.


Sejumlah turis asing berkunjung ke Istana Maimun, Medan, Sabtu (23/8/2014). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wistawan asing (wisman) yang datang ke Provinsi Sumatera Utara selama Semester I 2014 mengalami peningkatan 5,31% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Tribun Medan/Dedy Sinuhaji

Dari sisi kebudayaan pihaknya terus melakukan pembenahan infrastruktur yang sudah ada, seperti galeri dan museum.

Ia berharap galeri dan museum menjadi salah satu tempat yang nyaman bagi pengunjung, termasuk sambil bersantai minum kopi di dalamnya.

Selain itu pihaknya juga memberikan bantuan kepada komunitas-komunitas maupun masyarakat adat, termasuk pembangunan rumah adat yang dikerjakan secara gotong royong.


Sejumlah turis mancanegara saat berjemur di Pantai Gunung Payung Bali.

Saat ini sudah ada ratusan komunitas dan masyarakat adat yang mendapatkan bantuan untuk pelestarian adat itu.

Ia mengemukakan, bantuan tersebut sempat menghadapi kendala karena Kementerian Keuangan menghendaki bantuan untuk pembangunan rumah adat dilakukan dengan sistem lelang terlebih dahulu.

"Tapi kita menghadapi kendala siapa kontraktor spesialis rumah adat di Indonesia? Kan tidak ada. Selain itu ada persoalan yang sangat teknis yang sulit dilakukan oleh kontraktor, misalnya sebelum pembangunan rumah harus dilakukan upacara adat atau ritual tertentu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini