Terdapat guratan buah tangan manusia di permukaan batu ini. Goresan di batu ini dipercaya sebagai hasil perundingan suku-suku itu.
Bentuknya beraneka ragam yang diartikan sebagai simbol dari manusia pertama Minahasa.
Yakni simbol laki-laki yang bernama Toar, dan perempuan yang bernama Lumimuut. Serta guratan tak beraturan tanpa makna.
Warga meletakkan batang-batang rokok di atas Watu Pinawetengan (Tribun Manado/ Finneke Wolajan)
Selain awalnya digunakan sebagai tempat bermusyawarah membagi wilayah suku Minahasa, Watu Pinawetengan juga digunakan sebagai tempat pertemuan keluarga Minahasa.
Hal ini dilakukan sebagai ajang untuk mempererat tali kekeluargaan antar sesamanya.
"Dari pertemuan-pertemuan tersebut, tercetus beberapa amanat seperti Masawang-sawangan yang artinya cipta rasa saling tolong menolong. Masasan yang artinya cipta rasa persatuan dan kesatuan, serta maleos-leosan yang berarti saling berbuat baik," ujar Ari Ratumbanua, sang juru kunci.
Cagar budaya yang disahkan melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 ini berdiri megah seolah menatap sebagian besar wilayah Minahasa.
Dari tempat tersebut bisa dilihat Danau Tondano, hamparan perkebunan warga dan beberapa perkampungan. Seolah menjadi tempat ideal untuk membagi daerah seperti yang dikisahkan dalam legenda Toar-Lumimuut.
"Ada tiga alasan kenapa pegunungan Manimporok ini dijadikan lokasi pembagian tersebut. Faktor tersebut antara lain dekatnya lokasi perbukitan dengan sumber mata air, dianggap sebagai lokasi yang berada di tengah-tengah wilayah Minahasa, dan tidak adanya gangguan," ujar Ari lagi.
Situs ini menjadi satu di antara destinasi wisata favorit di Minahasa.
Tak hanya warga Minahasa, wisatawan dari daerah lain, maupun manca negara berkunjung ke sini.
Ada juga kelompok warga yang rutin mengunjungi tempat tersebut.
"Mereka biasanya adalah perkumpulan budayawan yang datang untuk sekadar berdiskusi atau bertemu dengan warga lainnya. Mereka sama-sama memiliki hasrat yang besar untuk mengembangkan dan mempertahankan kebudayaan asli Minahasa," jelasnya Ari.
Permukaan Watu Pinawetengan
Bahkan beberapa orang yang rutin mengunjungi Watu Pinawetengan, ada ritual khusus yang diadakan tiap 3 Januari untuk melakukan ziarah.