Laporan Wartawan Tribun Bali, Cisilia Agustina S
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Suasana alam dengan udara dingin, terasa saat berada di kawasan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali.
Namun dinginnya udara yang menyentuh kulit, tak menyurutkan minat wisatawan yang datang ke kawasan tersebut.
Penanda objek wisata Pemandian Air Panas Angseri, Tabanan, Bali. (Cisilia/Tribun Bali)
Seperti di Desa Angseri di Kecamatan Baturiti ini, yang memiliki satu objek wisata alam Pemandian Air Panas Angseri, yang terletak di tengah-tengah hutan bambu.
Objek Wisata Alam Angseri ini juga menjadi pilihan sebagai kawasan liburan murah meriah.
Bagi pengunjung lokal, cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 7.000, dan anak-anak sebesar Rp 3.000 per orang.
Sedangkan bagi turis asing dikenakan biaya Rp 35 ribu per orang.
Pemandian alam ini memiliki enam kolam air panas yang terdiri dari dua kolam terbuka, satu untuk umum atau dewasa, satu kolam khusus untuk anak-anak, dan empat kolam tertutup.
Empat kolam tertutup itu dalam bentuk pondok-pondok bambu.
Masing-masing pondok ini berisi satu kolam air panas yang bisa menampung empat hingga lima orang.
Akses menuju pemandian air panas. (Tribun Bali/Cisilia)
Wakil Ketua Kelompok Wisata Alam Angseri, Made Biasa mengatakan, khusus pondok-pondok ini ada biaya tambahan sebesar Rp 15 ribu selama 30 menit," ujarnya kepada Tribun Bali belum lama ini.
Selain keenam kolam tersebut, ada juga satu kolam khusus di Pemandian Air Panas Angseri ini.
Disebut Kolam Terapi atau Kolam Pengobatan, kolam ini dipergunakan bagi pengunjung yang memiliki penyakit-penyakit tertentu.
“Di sini, yang pertama kami mengembangkan mandi sehat, yang kedua untuk pengobatan. Ada satu tempat khusus untuk pengobatan, bagi yang sakit bisa berendam di sini,” ujarnya.
Menurut Made, dari beberapa pengunjung yang mencoba pengobatan dengan terapi berendam air panas di kolam khusus ini pun membuahkan hasil.
Selain penyakit-penyakit, juga alergi seperti gatal-gatal atau masalah kulit, semakin membaik dengan berendam di kolam tersebut.
“Banyak yang datang, ada yang sakit stroke, gatal-gatal, dan sakit lain-lain, lumayan ada yang sembuh, ada yang lebih baik kondisinya,” tambah Made.
Tak ada campuran obat-obatan atau bahan lainnya, menurut Made, air panas di sini benar-benar alami dengan berasal dari sumber mata air.
Objek wisata yang buka setiap hari mulai pukul 08.00-13.00 Wita ini bisa ditempuh selama dua jam perjalanan dari Denpasar, dengan melalui jalan menuju Bedugul.
Di beberapa titik ada petunjuk yang mengarahkan menuju objek wisata ini.
Namun yang cukup mudah, adalah dengan belok ke kiri di pertigaan sebelum Pasar Tradisional Baturiti.
Di pertigaan tersebut akan ada plang petunjuk menuju Pemandian Air Panas Angseri sejauh 7 km.
Meskipun rute yang ditempuh cukup berkelok-kelok, tapi jalanan yang dilalui pun cukup baik.
Hanya saja masih ada yang lumayan rusak, yakni di area sekitar 500 meter mendekati lokasi objek wisata, sehingga para pengendara harus berhati-hati saat melewatinya.
Pemandangan Air Terjun Angseri
Untuk menuju kolam Pemandian Air Panas Angseri, pengunjung harus melewati jalan setapak dan juga anak tangga, yang memiliki panjang sekitar 300 meter untuk menuju area kolam pemandian yang letaknya di bawah.
Udara yang menyegarkan, ditambah lagi dengan panorama alam berupa hutan hingga hamparan sawah hijau yang menjadi pemandangan, yang tak hanya memanjakan mata, juga menjadi energi tambahan bagi pengunjung.
Lelah pun tidak begitu terasa karenanya.
Yang tak kalah menarik tampak di kawasan kolam terbuka untuk para orang dewasa.
Bagi yang berendam di sini, mendapat bonus pemandangan yang memukau.
Sambil rileksasi di air yang memiliki tingkat kehangatan sekitar 48 derajat Celcius ini, tak hanya tubuh, tetapi mata akan disegarkan dengan pemandangan Air Terjun Angseri.
Meskipun tidak begitu tinggi, air terjun ini tetap tampil memikat.
Terbukti dari banyaknya wisatawan yang datang untuk memanjakan diri di sini, yang juga menyempatkan untuk berendam di area kolam yang dilengkapi dengan pancoran bambu ini.
Dengan tujuan agar bisa sambil menikmati pemandangan jatuhnya air dari sela-sela tebing hingga mengalir ke area tukad (sungai) kecil di bawahnya.
Menurut Made Biasa, Pemandian Air Panas Angseri sudah ada sejak 1980-an.
Pada 12 Oktober 2007 Wisata Alam Angseri mulai mengelola tempat tersebut yang bekerja sama dengan Desa Dinas Angseri.
“Mulai tahun itu, kami bersama-sama sepakat untuk membangkitkan kembali potensi wisata yang ada di sini,” ujarnya kepada Tribun Bali belum lama ini. (*)