Pulau kecil ini menyimpan kekayaan hayati bawah laut.
Terumbu karang serta aneka ikan hias seperti nemo dan kawan-kawannya siap mengajak anda bermain-main bersamanya.
Hanya masuk ke air sedalam lutut orang dewasa, kita sudah bisa menikmati wisata under water dengan mata telanjang.
Menyaksikan terumbu karang dan ikan-ikan yang menari-nari di balik beningnya air laut yang tak ubahnya seperti kaca.
Hamparan pasir putih dijilat air laut biru tosca yang berdebur menjadi nyanyian Pulau Breuh.
Tempat ini merupakan surga kecil bagi anda pecinta snorkeling.
Terdapat belasan spot asyik untuk memuaskan memuaskan hobi, sebut saja Pantai Meulingge, Gugop, dan Ujong Pineung.
Tempat ini juga pernah menjadi lokasi penangkaran penyu guna memelihara keseimbangan ekosistem pantai.
Selain sebagai nelayan, penduduk Pulo Breueh yang membawahi 12 desa kebanyakan berprofesi sebagai petani cengkeh dan nilam.
Dua komoditi yang pernah mengharumkan nama Aceh di masa silam.
Selain pesona bawah laut, Pulo Breueh juga menyimpan kekayaan berupa warisan sejarah bangunan peninggalan kolonial Belanda.
Willem's Torem Tower yang sudah berdiri sejak tahun 1887 hingga kini masih beroperasi sebagai mercusuar yang menjadi pemandu bagi kapal-kapal di lepas pantai Samudera Hindia.
Ini menjadi salah satu tujuan yang sayang dilewatkan jika anda berkesempatan menjejakkan kaki di Pulo Breueh.
Ada lagi pos peninggalan serdadu Belanda yang menjadi saksi dahsyatnya perang yang berkecamuk di Bumi Tanah Rencong.