Atau rumah adat Papua dengan atraksi manusia berbalut koteka yang unik menggeletik.
Begitu juga halnya dengan rumah adat Bali dengan baju kebesaran dan aksi para penari kecak.
Sementara rumah adat joglo dari Jawa Tengah plus dara-dara Aceh yang disulap bak putri Solo duduk manis melambaikan tangan kepada pengunjung.
Sedangkan tuan rumah dengan sentuhan etnik Aceh masih mendominasi wara wiri sepanjang pagelaran.
Parade adat Maluku saat melintas di karnaval HUT RI Ke-70 di Banda Aceh, Selasa 18 Agustus 2015 (Serambi Indonesia/ Nurul Hayati)
Baik dalam bentuk kekayaan budaya berupa rumah dan pakaian adat, maupun berwujud kekayaan alam.
Selain rumah adat kreasi persembahan Kodam IM, puluhan Satuan Perangkat Kerja Aceh (SKPA) dan instansi pemerintah tak ketinggalan menyulap mobil dan menjadikannnya landmark masing-masing lembaga.
Ada dinas Pekerjaan Umum (PU) yang mengangkut alat-alat berat dalam mobil hiasnya.
Ada juga Dinas Peternakan yang memboyong replika hewan serta Dinas Pertanian yang membawa serta kekayaan hasil bumi Aceh.
Sirine Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Damkar, dan ambulance milik RS daerah tingkat 1 memecahkan semaraknya petang.
Parade Pakaian Adat
Dari kalangan generasi muda yang terdiri dari murid SD/MI, SMP, dan SMA sederajat se-kota Banda Aceh menampilkan parade pakaian daerah.
Model-model cilik itu tampil menggemaskan dalam balutan pakaian tradisional dari Sabang hingga Merauke.
Begitu juga dengan ragam pakaian seragam yang menampilkan rupa-rupa profesi yang mewakili mata pencaharian sebagain besar penduduk Indonesia.
Seragam tersebut juga bisa jadi mewakili cita-cita sang generasi penerus bangsa.