TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Orang Banjar di Kalimantan Selatan memiliki sambal tradisional yang terkenal sedap yaitu sambal acan.
Sambal acan biasanya disajikan dengan campuran buah-buah lokal Kalimantan Selatan yang segar pengundang selera makan seperti limau wangkang, ramania (gandaria), hampalam atau mangga asam, terong asam dan binjai.
Buah-buah itu biasanya dicampurkan ke sambal sebelum disajikan.
Selama ini, sambal acan disajikan dalam piring atau cobek.
Sekarang, ada sambal acan kemasan botol yang juga bisa dijadikan oleh-oleh.
Namanya Sambal Acan Raja Banjar atau Sambal ARB.
Penggunaan nama ARB terdengar unik karena inisial ini biasanya mengacu kepada seorang tokoh pengusaha dan politikus ternama Indonesia, yaitu Abu Rizal Bakrie.
Namun di Banjarmasin, ARB adalah untuk sambal acan kemasan tersebut.
Sambalnya kental, tidak seperti sambal acan pada umumnya yang agak cair.
Hal itu bisa terjadi karena sambal ARB ini tidak menggunakan air sementara sambal acan pada umumnya dicampuri air untuk membantu mempercepat proses penghalusannya ketika diulek.
Tanpa campuran air membuatnya tahan lama hingga sebulan.
Jika memakai air, sambal akan cepat basi.
Untuk sekali produksi, diperlukan berkilo-kilogram cabai rawit khas Banjar.
Ya, cabai rawit khas Banjar karena biasanya orang Banjar senang menggunakan cabai rawit hasil perkebunan lokal Kalimantan Selatan.
Rasa cabai rawitnya berbeda dari cabai-cabai rawit dari provinsi lain.
Bisa dikatakan, sebiji kecil saja pedasnya sudah luar biasa menyengat lidah.
Termasuk juga rasa pedas yang ditawarkan oleh Sambal ARB ini.
Sedikit saja colekannya, pedasnya sudah sangat luar biasa, lidah seperti disengat dan terbakar.
Namun jangan salah, aroma khasnya begitu mengundang selera makan karena sudah dicampuri buah-buah tadi.
Dalam sebulan, sang pemilik usaha ini, Aulia Abdi, mengatakan dia bisa memproduksi 3.000 botol Sambal ARB.
"Cabainya satu kilogram bisa untuk 20 botol," katanya.
Rasa yang ditawarkannya ada lima jenis, yaitu gandaria atau dalam Bahasa Banjar disebut ramania, mangga asam atau hampalam, binjai, limau wangkang dan terong asam.
Soal komposisi bahannya sama saja dengan sambal acan pada umumnya, yaitu cabai rawit Banjar, terasi, garam, gula, buah-buah penyegarnya, dan sebagainya.
Proses pembuatannya pun sama saja, yaitu cabainya dipisahkan dari tangkainya, lalu diulek dengan cobek atau ditumbuk menggunakan lesung.
Setelah halus, barulah dicampuri irisan , perasan atau bakaran buah-buah tadi.
Buah penyedap rasanya memang ada yang dibakar, yaitu terong asam karena jika tidak dibakar aromanya tidak keluar.
Sementara buah-buah lainnya ada yang diperah seperti limau wangkang lantas airnya dicampurkan ke sambal.
Ada juga yang cukup diiris kasar saja seperti hampalam dan binjai lalu dilumatkan ke cairan sambal.
Setelah itu, barulah sambal dibuat ke dalam botol plastik, diberi label lalu siap dijual.
"Buahnya beda-beda cara mencampurkannya ke dalam cairan sambal. Memang seperti itulah teknik penyajian tradisional sambal acan khas Banjar. Khusus pemakaian limau atau jeruk, biasanya di sambal acan memakai jeruk purut. Namun karena adanya musiman, jadi memakai limau wangkang yang selalu ada," ungkapnya.
Sambal ini cukup laris dan banyak turis dari luar negeri seperti Colombia dan Australia tertarik membelinya.
Mereka bahkan sengaja datang ke rumahnya hanya untuk membeli sambal acan buatannya.
Di Banjarmasin, dia juga memasarkannya ke toko-toko yang menjual kudapan dan suvenir khas Banjar.
"Paling laku promosinya di media sosial. Saya aktif memposting sambal saya ini di Instagram dan Facebook," tuturnya.
Sebotolnya isi 125 gram dijualnya Rp 13.000.
Jika di toko-toko suvenir karena sudah berada di tangan ke sekian, harganya lebih mahal, yaitu sekitar Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per botol.
Dia biasa memproduksi sambalnya ini di rumahnya Jalan Komplek Cempaka Sari 4 nomor 18 RT 47 RW 03 Jalur 2B, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan kode pos 70245.
Alamatnya ini memang sedikit membingungkan karena jika orang Banjarmasin mendengar daerah Basirih, pastilah yang di pikiran mereka adalah Basirih yang di Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Sedangkan alamatnya ini adalah Basirih yang di Kecamatan Banjarmasin Barat.
Jika hendak kemari, masuk lewat Jalan Gunung Sari yang masih di sekitar Jalan Cempaka.
Setelah itu, jika ada Masjid Nahdhatus Salam yang berwarna hijau, di depannya ada Jalan Komplek Cempaka Sari 4.
Beberapa ratus meter masuk ke jalan ini, ada SMA PGRI 2 Banjarmasin di sebelah kiri jalan, terus saja hingga bertemu jembatan kecil.
Turun dari jembatan itu ada pertigaan, ambil saja ke kiri.
Jalannya sempit, hanya cukup dilalui sepeda motor.
Sekitar 100 meter kemudian, sudah bisa ditemukan rumahnya tersebut di sebelah kanan jalan.
Ada spanduk kecil bertulisan Sambal Acan Raja Banjar di dinding depan rumahnya.
Bisa juga menghubunginya di nomor HP 085248600558, PIN BB 5432DFCD, Facebook: Sambal Acan Raja Banjar (Dewi Gina) dan Instagram: SAMBAL_ARB. (Yayu Fathilal)