TRIBUNNEWS.COM - Berbagai masalah bisa terjadi saat menjalankan ibadah ke Tanah Suci.
Hal-hal tak terduga seperti kecelakaan, terjatuh, hingga peristiwa jamaah yang hilang, visa ditolak, dan terlantar di negara singgah bisa terjadi.
Ada beberapa hal-hal buruk yang sebenarnya bisa dihindari agar tak sampai terjadi
Berikut beberapa tips sebelum berangkat ibadah ke Tanah Suci untuk umroh atau haji.
Kementrian Agama (Kemenag) melalui situs resminya mengeluarkan slogan "5 pasti" yang sebaiknya diikuti calon jamaah.
Sales & Marketing Manager Indah Wisata Tour & Travel, AB Rukmantara atau akrab dipanggil Rukman, menjelaskan lima pasti ini di stan Indah Wisata, Garuda Indonesia Travel Fair (GATF), Sabtu (26/9/2015).
Ibadah haji di Mekkah (somarlandtours.com)
- Pertama, "pastikan travel-nya". Hal yang perlu dipertimbangkan menurut Rukman adalah izin resmi dari Kemenag. Agen wisata yang resmi ditandai dengan adanya Surat Keputusan (SK).
"Indah Wisata sendiri selalu menyertakan nomor SK di brosur kita sebagai bukti," terang Rukman.
- Kedua, "pastikan jadwal dan penerbangannya". Calon jamaah sebaiknya sudah mendapat rincian penerbangan termasuk waktu singgah dan maskapainya.
Rukman yang mengacu pada aturan pemerintah menyarankan untuk tidak menggunakan penerbangan dengan transit lebih dari satu kali. Masalah transit ini menjadi salah satu penyebab seringnya jamaah 'terdampar' di negeri orang.
"Aturan dari pemerintah sebenarnya tidak boleh transit lebih dari satu kali," jelasnya.
Atau pengunjung dapat memilih maskapai dengan penerbangan langsung ke Arab. Salah satu yang memiliki rute ini adalah Garuda Indonesia.
Namun maskapai ini mendarat di Jeddah dan harus meneruskan perjalanan via darat selama tujuh jam untuk tiba di Madinah.
- Ketiga, "pastikan hotelnya". Hotel yang dianjurkan oleh Kemenag minimal hotel bintang tiga.
Jarak dari hotel ke masjid maksimal 1 kilometer. Jarak mutlak perlu agar jamaah sebisa mungkin berada dalam keadaan bugar saat beribadah.
"Harga memang lebih mahal ya, tapi lebih nyaman dan penting. Kalau mau murah memang bisa pilih penginapan yang jaraknya jauh. Tapi inilah yang sering membuat jamaah pingsan karena lelah atau kepanasan di jalan," terang Rukman.
- Keempat, "pastikan program layanannya". Pemandu dan pendamping spiritual yang profesional bisa jadi pilihan baik.
Menurut Rukman, seringkali jamaah hilang karena dilepas begitu saja saat sedang tur keliling kota. Biasanya jamaah tersesat dan tak bisa bahasa lokal.
Untuk menghindari ini, Rukman menyarankan menggunakan agen wisata yang selalu mendampingi peserta.
Ia juga menyarankan peserta untuk menyimpan nomor penting di kota tujuan dan nomor pemandu wisata agar mudah berkomunikasi saat tersesat.
- Kelima, "pastikan visanya". Masalah visa sebenarnya salah satu masalah terbanyak yang sering terjadi. Selain visa palsu, ada banyak juga kasus "umrah sandal jepit", yakni jamaah yang menggunakan visa umrah lalu hilang karena menjadi tenaga kerja ilegal.
Normalnya, visa umrah harus sudah tertempel di paspor empat hari sebelum keberangkatan.
Beberapa agen travel juga menggunakan konsep 'moving visa'. Calon jamaah akan mendapat nomor visa yang akan ditukar dengan visa umrah di tempat tujuan.
Selain kelima "pasti" tersebut, Marketing & Communication Alia Wisata, Dwitya Aryani menambahkan, pastikan menjaga kondisi tubuh sebelum berangkat. Pelajari iklim di sana, persiapkan diri.
Salah satu masalah yang sering muncul ialah penularan penyakit.
Manasik haji untuk anak-anak (model: Amira Prabandari)
Dengan jumlah orang yang sangat banyak berjalan beriringan, penyakit seperti batuk hingga penyakit berat sering mudah menular.
Karena itu calon jamaah sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tak jadi salah satu dari 'penular penyakit'.
Kebugaran juga perlu untuk meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. (Jonathan Adrian)