TRIBUNNEWS.COM - Australia, secara lokasi terasa begitu dekat dengan Indonesia, namun begitu berbeda.
Pulau terbesar di dunia ini memiliki penduduk asli Aborigin yang hidup bersama orang Eropa yang datang di masa kolonial.
Ini membuat Australia bak Eropa kecil yang terapung di tengah laut.
Meski demikian, tak akan ada waktu yang cukup untuk menjelajah Australia.
Sebuah lubang besar di pinggir pantai Rainbow Beach, Pulau Fraser, Queensland, Australia, yang tercipta setelah permukaan yang menutupinya jeblos pada Sabtu (26/9/2015). (Facebook)
Seperti kata Charles Rawlings-Way dan Meg Worby dari Lonely Planet mengatakan Australia terlalu besar.
"Bahkan walau kami harus menghabiskan 30 tahun ke depan menjelajahi Australia lewat darat, selalu akan ada yang mengejutkan kami di luar sana," ungkap mereka.
Jadi, untuk menghemat waktu agar tak perlu menghabiskan hingga 30 tahun, simak panduan mini wisata ke Australia berikut ini.
Obyek Wisata
Sebagian besar masyarakat Australia hidup di kota yang menyusuri pantai.
Maka, umumnya obyek wisata paling banyak dapat dikunjungi di kota-kota Australia.
Sebut saja Sydney Opera House yang sudah begitu melegenda, kemudian Taman Bermain Gold Coast Australia.
Untuk arsitektur ada Jembatan Pelabuhan Sydney, Royal Exhibition Building di Melbourne, Esplanade Hotel di Melbourne, dan Pelabuhan Bersejarah di Echucha.
Great Barrier Reef, Queensland, Australia
Untuk pencinta hal-hal berbau natural, Australia juga menyediakan banyak taman, seperti Royal Botanic Gardens Sydney, Flagstaff Garden di Melbourne, Royal Botanic Garden Melbourne, dan Taman Nasional Karinji yang memiliki wilayah sendiri.
Tempat yang terakhir itu sebaiknya tidak dilewatkan, karena menawarkan banyak pengalaman unik yaitu alam bertemu batu karang.
Atau, jika ingin lebih banyak pilihan, pergi ke Taman Nasional Uluru Kata Tjuta. Di taman nasional inilah tebing sakral suku Aborigin berada.
Jika tak bisa ke taman nasional, kunjungi saja Royal Melbourne Zoo, rumah bagi hewan khas Australia yaitu Kangguru.
Sementara untuk wisata laut, sebenarnya hampir terpusat di Great Barrier Reef (Batu Karang Besar), Queensland.
Karang ini merupakan mahluk hidup terbesar di dunia, ukurannya lebih besar dari tembok raksasa China (luasnya sekitar 2000 kilometer) dan hanya dapat dilihat secara keseluruhan dari langit.
Tempat ini kemudian menyedot sebagian besar daya tarik laut di Australia.
Pengunjung dapat menyelam, snorkeling, atau sekedar menyusuri karang ini untuk melihat ekosistem laut yang hidup di dalamnya.
Australia juga menawarkan banyak wisata kesenian.
Bagi yang ingin menikmati karya-karya apik dari beragam masa, dapat mengunjungi Art Gallery of NSW, Museum of Contemporary Art, dan Rocky Discovery Museum di Sydney.
Di Melbourne sendiri ada Melbourne Museum. Pencinta belanja dan jajanan, dapat mencoba beragam pasar, seperti Queen Victoria Market, Chinatown, atau Glebe Market.
Kuliner
Australia, seperti halnya negara-negara Eropa, membanggakan wine.
Beberapa paket wisata bahkan menawarkan tur mencicipi wine sekaligus ke kebun anggur.
Selain beragam pilihan menu Eropa, Australia juga menawarkan banyak masakan India, Turki, dan Afrika dengan cita rasa pedas dan kaya rasa.
Transportasi
Ada banyak penerbangan ke Australia dari Indonesia.
Melbourne dan Sydney menjadi dua bandara utama untuk rute dari Indonesia.
Sementara itu, untuk menjelajahi Australia, transportasi darat tersedia metro, taksi, dan bus.
Bisa juga dengan penerbangan domestik.
Benua Australia juga memiliki jalan yang sangat lebar dan luas, sehingga tak diperlukan jalur kereta antar kota.