TRIBUNNEWS, JAKARTA - Sebagai destinasi wisatawan Kota Tual Maluku Tenggara memang belum sepopuler lokasi wisata lainnya, seperti Raja Ampat, Wakatobi, Bunaken dan Banda.
Lokasi yang berdekatan dengan destinasi wisata itu membuat tidak ada perbedaan yang mencolok dalam hal wisata laut hingga biota lautnya.
"Wisatanya beda-beda dikit dibandingkan Raja Ampat," kata Wakil Wali Kota Tual, Adam Rahayaan kepada Tribunnews di Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Adam mengakui saat ini, memang sektor pariwisata di kota yang memiliki 66 pulau itu memang belum optimal mengingat kawasan wisata masih dikuasai warga.
"Kita akan terus melakukan langkah-langkah jalin kerjasama dengan warga untuk pengembangan wisata, khususnya bahari mengingat 98 persen wilayah Kota Tual adalah laut," katanya.
Ia menyebut potensi yang bisa dikembangkan adalah pulau Adranan di Dullah Laut, pulau di wilayah Tayando dan kepulauan Kur.
"Untuk keunggulan kulinernya, rumput laut Kota Tual berdasarkan eksperimen lebih unggul karena kondisi lautnya beda dengan yang lain," katanya.
Kota Tual berada di bagian tenggara Indonesia dan berbatasan dengan Australia sehingga berpotensi mendatangkan turis asing.
Untuk menjangkau ke kota Tual yang berpenduduk 100 ribu jiwa ini, sudah ada penerbangan Tual 5 kali, mulai maskapai Garuda, Lion Air dan Sriwijaya Air tapi transit dulu di Kota Ambon. (Eko Sutriyanto)