"Karena alamnya indah sekali, ketika tiba di sana tak terkesan sama sekali bahwa ini perkampungan nelayan. Jadi, pesona alamnya lebih menonjol. Kecuali kalau kita membaur dengan masyarakatnya barulah tahu kalau kebanyakan mereka adalah nelayan," sebutnya.
Snorkeling di Balabalagan. (Heny Fari)
Daerah ini juga penghasil lobster sehingga warganya ada juga yang menjadi petani lobster.
"Mereka memiliki tambak-tambak lobster yang dibudidayakan. Hasilnya dijual ke restoran-restoran di kota-kota besar di Kalimantan Timur," jelasnya.
Tiap Kamis dan Sabtu, ada pasar digelar di sana.
Uniknya lagi, mereka berjual beli secara barter.
"Mereka barter ikan dengan sembako, atau sebaliknya," papar PNS Polda Kalimantan Selatan yang memiliki hobi travelling ini.
Di sana tak ada penginapan seperti losmen atau bahkan hotel.
Jadi, wisatawan yang datang menginapnya di rumah warga setempat.
Mereka sangat terbuka dengan orang luar.
Dari segi pendidikan, di sana menurutnya masih sangat perlu perhatian pemerintah.
Sekolahnya berupa gubuk dan untuk sekian banyak pelajar di sana hanya ada empat guru yang bersedia mengajari mereka.
Keempat guru itu bukanlah warga setempat.
"Mereka itu mengajarnya bergantian lho. Sistemnya shift gitu karena muridnya banyak sedangkan gurunya cuma empat orang," katanya.
Selama di sana, dia dan teman-temannya menginap di rumah warga dan membawa bahan memasak sendiri dari Banjarmasin.