News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Bali

Menikmati Suasana Asri di Pura Gunung Kawi Sebatu: Tempat Wisata Religi Favorit Wisatawan Asing

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pura Gunung Kawi Sebatu, ramai dikunjungi wisatawan sejak tahun 1970.

Laporan Wartawan Tribun Bali, Cisilia Agustina S

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Pura sudah menjadi bagian dari objek wisata spiritual, seperti Pura Gunung Kawi Sebatu, yang terletak di Banjar Sebatu, Desa Sebatu, Tegalalang, Gianyar, Bali.

Pura yang memiliki lahan seluas sekitar 50 are ini sudah mulai dikunjungi wisatawan sejak tahun 1970-an.


Wisatawan asing mengambil gambar di Pura Gunung Kawi Sebatu, Gianyar, Bali.  (Tribun Bali/Cisilia Agustina)

“Sudah lama sekali, mungkin sejak tahun 1970-an, sudah ada wisatawan yang tertarik untuk berkunjung ke sini. Sampai sekarang rutin ada tamu yang berkunjung ke sini,” ujar Bendesa Desa Sebatu, I Made Rio Wiryawan.

Tak hanya Pura Gunung Kawi, masih di areal yang sama, terdapat dua pura lainnya.

Yaitu Pura Pemaksan Pasek Gelgel dan Pura Beji.

Untuk Pura Pemaksan Gelgel ini terletak di timur, yang disungsung Krama Pasek Gelgel yang ada di Desa Adat Sebatu.

Sedangkan Pura Beji untuk pertirtaan menjadi milik wilayah Desa Adat Telepud.

Lokasi desa yang berdekatan ini yang menjadikan Pura Gunung Kawi, pura letaknya di tengah-tengah dengan ukuran paling besar dibandingkan dua pura lainnya ini, sebagai tapal batas antara Desa Adat Sebatu dan Desa Adat Telepud.


Suasana pura yang asri menjadikan tempat ini kerap disambangi wisatawan. (Tribun Bali/Cisilia Agustina)
 

Suasana yang masih asri juga disuguhkan Pura Gunung Kawi.

Tepat di belakang pura tersebut terdapat tebing dan hutan yang memberikan kesan hijau.

Untuk wilayahnya, seperti pura pada umumnya, Pura Gunung Kawi menganut sistem tri mandala, terdiri dari Jaba Pura, Jaba Tengah dan Jeroan.

Di area Jaba Pura atau halaman luar terdapat pemandian umum yang kerap digunakan warga sekitar untuk mandi.

Upacara besar yang diselenggarakan di sini adalah piodalan tiap Purnamaning Sasih Kasa.

“Selain warga Sebatu juga banyak krama dari daerah lain, seperti dari Bangli yang ikut sembahyang di sini,” ujar Rio.


Dulunya area ini merupakan pemandian umum, tetapi kemudian disucikan sebagai tempat untuk melukat. (Tribun Bali/Cisilia Agustina)

Seperti umumnya memasuki kawasan suci, bagi wisatawan yang datang wajib memakai pakaian adat.

Di area pembelian karcis pun disediakan kain untuk dipinjamkan kepada pengunjung selama di kawasan pura.

Untuk tiket masuk dikenakan biaya Rp 15 ribu per orang dewasa dan Rp 7.500 untuk anak-anak.

Menurut Rio, untuk pengelolaan kawasan objek wisata ini, dilakukan Dinas Pariwisata Gianyar.

Pengalokasian retribusi tersebut, 60 persen masuk ke Kabupaten Gianyar dan 40 persen untuk Desa Sebatu.

Belum Ada Sumber Sejarah Detail

Di dekat area Pura Gunung Kawi juga terdapat area penglukatan.

Menurut Jro Mangku Ketut Nubawa, dulunya area ini merupakan pemandian umum, tetapi kemudian disucikan sebagai tempat untuk melukat.

“Dulunya dijadikan satu, mandi di sini melukat di sini. Tapi kemudian dipisahkan, khusus untuk melukat,” ujarnya.

Belum ada sumber atau dokumen tertulis yang menerangkan sejarah detail dari Pura Gunung Kawi.

Hingga saat ini baik pihak bendesa maupun Pemangku Pura Gunung Kawi juga sulit berkomentar banyak tentang sejarah pura ini.

“Kapan tahun pembangunannya kami belum tahu. Dari dulu kami cari-cari datanya belum ketemu dan tidak ada yang tahu,” ujar Jro Mangku Ketut Nubawa.

Menurut Bendesa Desa Sebatu, I Made Rio Wiryawan, Pura Gunung Kawi Sebatu memiliki keterkaitan dengan Puri Gianyar.

Dahulu ada sejarah penglisir Puri Gianyar melarikan diri dari kejaran Nederlands Indies Civil Administration (NICA), bersembunyi, dan berhasil diselamatkan di sini.

Memberi Makan Ikan di Kolam

Di area halaman objek wisata ini juga terdapat kolam dengan ukuran cukup besar.

Dengan wantilan cukup besar, tampak para pengunjung lokal dan asing bersantai di sana.

Banyak dari mereka yang membawa keluarga, menghabiskan waktu, dan menikmati suasana.

Satu di antara aktivitas yang terlihat jelas adalah memberi makan ikan.

Terdapat ratusan ikan berukuran sedang berenang hilir mudik di area kolam.

Dengan membeli pakan ikan seharga Rp 5.000, para orangtua bersama anaknya bisa memberi makan ikan-ikan ini.

Tak hanya ikan-ikan di area kolam, ada juga beberapa hewan lain di area taman yang cukup terawat.

Menjadi wisata murah meriah, masyarakat sekitar bisa menikmati suasana menyegarkan yang ada di sini. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini