Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, SERDANG BEDAGAI - Puluhan sampan kecil berbaris di pinggir Pantai Sri Mersing, Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, memperindah pemandangan pantai.
Pagi hingga siang, di saat laut surut, nelayan kerap singgah di pantai Sri Mersing menunggu air pasang.
Pondok di kawasan Pantai Sri Mersing, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. (Tribun Medan/Silfa)
Pemandangan perahu berbaris tersebut kerap dijadikan objek foto komunitas fotografer, pra wedding hingga anak-anak bermain di perahu tersebut.
Pasalnya, perahu ditinggalkan begitu saja di pinggir pantai, sehingga pengunjung bebas memanfaatkannya sebagai objek foto.
Pantai Sri Mersing memiliki keunikan di pemandangannya, selain puluhan perahu ada juga tiang-tiang yang berbaris panjang hingga untuk menandai kedalaman laut.
"Jika tiangnya masih tampak berarti air masih surut, tapi kalau sudah tidak tampak berarti pasang. Pertanda itu juga sebagai pertanda, jika tiang tidak tampak, wisatawan dilarang mandi terlalu ke tengah," kata Ari, penjaga pantai.
Ia menuturkan, selain berwisata melihat pemandangan, wisatawan juga bisa membeli ikan segar dari nelayan yang baru kembali dari memancing pada sore hari.
Arman, penjaga menuturkan wisatawan tetal ramai khusus di hari Sabtu dan Minggu.
Pantai ini menjadi objek favorit para pecinta fotografi. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
"Kebanyakan pengunjung memilih di sini karena bisa beli ikan murah dari nelayan langsung, untuk kegiatan bakar-bakar ikan di pantai," katanya.
Ada yang membawa pulang dan adapula wisatawan yang membakar ikan langsung di pantai dengan bumbu seadanya.
"Jenis ikannya beragam, hanya berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu perkilonya tergantung jenis ikan," kata Budi, nelaya.
Pondok yang disusun secara linear menghadap pantai juga disediakan untuk lokasi pengunjung berteduh dan makan makanan bekal.
Tepat di depan pondok, pohon mangrove juga menjadi pemandangan hijau dan asri saat bersantai.