Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, DELI SERDANG - Eksklusif, kata itu cukup mendefinisikan sensasi yang dirasakan traveller saat berwisata di Air Terjun Tangkahan, Langkat.
Lokais ini diapit dua desa, yakni Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang, Tangkahan, Sumatera Utara.
Berada di tengah hutan yang rimbun, mencapainya pun harus menyeberangi sungai.
Anda harus melewati hutan sebelum mencapai Air Terjun Tangkahan. (Tribun Medan/Silfa)
Empat wisatawan terlihat menyeberang di tengah arus yang kuat.
Dengan saling berpegangan, air setengah pinggang sepanjang 10 meter itu pun dilewati dengan selangkah demi selangkah melawan arus.
Air sungainya terasa dingin, sedangkan air terjunnya lebih enak di badan karena sedikit bercampur dengan mata air panas yang di atas tebing.
Walaupun hanya setinggi 3 meter dan tidak memiliki aliran kolam atau sungai di bawahnya, tapi berguyur di balik air terjunnya menjadi kegiatan wajib wisatawan saat berada di air terjun tersebut.
Wisatawan tampak puas menjerit di balik air terjun, tebingnya melengkung sehingga bisa bersembunyi di balik air terjun.
Seperti berada di ruang terjebak air hujan deras, Anda pun dijamin menikmati sensasi di balik air terjun dengan berteriak.
"Aarrhh... aarhh.. aarhh..." jeritan sahut-sahutan wisatawan memecahkan suasana hening hutan.
Untuk dapat berkunjung ke tempat wisata ini, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Medan atau Bandara Internasional Kuala Namu. (Tribun Medan/Silfa)
Pasalnya, air terjun tersebut berada di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang jauh dari pemukiman.
Para traveller yang datang ke sini terlihat menikmati guyuran air terjun seperti sedang diterapi menggerak-gerakkan bahu, kepala hingga kaki dan tangan.
Merasakan sensasi diterapi untuk menghilang pegal-pegal di tubuh.