Di antaranya, jala kari tuna, kerapu jantung pisang, keumamah (tumis kering tongkol), dan udang tumis Aceh.
“Aceh menyimpan kekayaan hasil laut berupa ikan, penikmatnya juga banyak. Bazar ini bermaksud agar masyarakat lebih kreatif mengolah ikan sekaligus mempopulerkannya. Satu di antaranya akan mewakili Aceh ke tingkat nasional,” terang Kabid Pengawasan dan Pengendalian Mutu Sumber Daya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Nurhayani.
Tribun Travel berkesempatan mencicipi gurihnya roti jala disiram kuah kari berlumur santan dan bumbu dengan potongan ikan tuna yang lezat.
Citarasa kuliner Aceh yang dikenal kaya bumbu dan rempah mendapat pengaruh kuat dari kuliner negara tetangga, India.
Demo masak yang dipawangi koki menarik perhatian pengunjung.
Sebagian dibagikan secara cuma-cuma dan sebagiannya lagi dipasangi harga.
Ketika sore menjelang, sebagian deretan stan menempeli label sold out.
Bukti kuliner daerah berhasil menggoyang lidah pengunjung.
Perhelatan festival seafood tak ubahnya pameran kekayaan bahari nusantara.
Rupa-rupa olahannya mewakili kekayaan kuliner yang dimiliki penghuni gugusan kepulauan terbesar di dunia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke.