Ikan bakar diramu dengan aneka bumbu pilihan yang diracik sendiri oleh kokinya.
Perpaduan bumbu-bumbu tersebut menghasilkan citarasa yang pedas, gurih dan ada sedikit terasa manisnya.
“Kita banyak menggunakan bumbu dan rempah alami sehingga menghasilkan citarasa yang enak tanpa menggunakan penyedap rasa. Rasanya memang pedas tapi tidak terlalu pedas. Anak-anakpun masih bisa makan,” ujar Indra kepada Tribunpekanbaru.com.
Aneka rempah pilihan seperti cabe merah, lengkuas, bawang merah, bawang putih, kemiri dan lain-lain dihaluskan.
Ikan bakar. (Tribun Pekanbaru/Vina Dwinita)
Kemudian dibumbuin pada ikan lalu dibakar dan dioles kembali bumbunya.
“Bumbunya kita racik dan giling sendiri. Bukan bumbu yang sudah jadi di pasaran. Sehingga lebih fresh. Kita juga menggunakan bumbu yang berkualitas misalnya cabe kita hanya menggunakan cabe yang bagus-bagus,” sebutnya.
Untuk sementara ini diakui Indra ikan bakar yang disajikan adalah ikan nila karena merata disukai banyak orang dan harganya juga masih terjangkau.
“Kita belanjanya setiap hari, sehingga ikannya fresh. Rata-rata sehari bisa habis 150-200 ekor dari makan siang hingga pukul 20.00 wib kita tutup,” jelas Indra seraya mengatakan cabang Gonjong Limo ada di Arifin Ahmad yang buka hanya malam hari.
Selain ikan bakar, ada menu khas lain di rumah makan ini.
Sesuai dengan namanya juga ada gulai kapau.
Gulai ini bisa dibilang gulai campur lantaran terdiri dari beberapa bahan misalnya jengkol, nangka, kol, kacang panjang, buncis dan lobak singgalang.
“Bahannya sama seperti gulai pada umumnya menggunakan bumbu-bumbu dan rempah-rempah pilihan,” kata Indra.
Selain itu ada gulai usus atau dikenal dengan sebutan gulai tambusu.
Gulai ini menjadi salah satu lauk yang menjadi primadona masakan Kapau.