Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Jika ingin melakukan perjalanan ke sebuah daerah yang belum pernah dikunjungi terlebih ke luar negeri persiapan yang matang menjadi kuncinya.
Hal tersebut diungkapkan oleh M Baski Rochmad (46) yang belum lama ini melakukan perjalanan selama 45 hari menjelajahi Karakoram Highway.
Yosep foto bersama sopir truk yang akan melintasi Karakoram. (Dokpri Yosep)
Karakoram Highway adalah jalur darat lintas negara sepanjang 1.300 km yang berawal dari kota Kashgar Xinjiang China hingga ibu kota Pakistan, Islamabad.
Karakoram Highway merupakan salah satu jalan darat paling berbahaya di dunia, bahkan masuk ke dalam" keajaiban dunia yang ke delapan".
Butuh persiapan hingga dua bulan sebelum akhirnya pria yang akrab disapa Yosep Mentari tersebut berangkat menjelajahi Karakoram Highway.
"Saya banyak mencari informasi melalui internet mengenai medan yang akan saya lalui, terlebih Pakistan di mana negara ini masih jarang dikunjungi wisatawan, sehingga informasinya masih sangat minim," ujar Yosep Mentari.
Lamanya persiapan tersebut juga dikarenakan sulitnya mencari visa wisata yang akan membawanya memasuki wilayah Pakistan.
Butuh waktu hingga tiga minggu untuk mengurusnya.
Jalur Karakoram rawan longsor. (Dokpri Yosep)
Perjalanan Yosep dimulai pada tanggal 1 September 2015 dari Jakarta menuju Kasghar, sebuah daerah di Provinsi Xinjiang, China yang menjadi titik awal jalur Karakoram Highway.
Menurut Yosep yang perlu diperhatikan saat berada di kota ini adalah adanya dua pedoman waktu yang digunakan, yakni waktu Kasghar dan Beijing.
Selisih dari dua waktu tersebut adalah dua jam.
Meskipun berada di wilayah China, tetapi di sana tidak seperti kebanyakan daerah China lainnya.
Secara fisik masyarakat Kasghar yang sebagian besar adalah suku Uyghur lebih seperti orang Turki atau Eropa Timur.
"Bahasa menjadi kendala terbesar di wilayah ini. Hampir sama dengan di wilayah China lainnya, sangat sedikit orang yang bisa berbahasa Inggris," kata Yosep.
Berada di wilayah China, satu hal yang harus diingat oleh para wisatawan, yakni jangan sekali kali memotret polisi maupun tentara.
Jika nekat, kamera anda diminta dan diambil memorinya
Dari kota ini perjalanan menyusuri Karakoram Highway di mulai.
Harus dipastikan kondisi fisik benar-benar fit dan prima sebelum memulai perjalanan karena jalur yang akan dilalui sangat berat.
Perjalanan akan melalui celah-celah pegunungan dengan tebing dan jurang di sisi jalan.
"Selain jalan yang ekstrem, jalur ini merupakan salah satu jalur darat tertinggi di dunia. Dan di sini pula terdapat batas negara tertinggi di dunia (perbatasan Pakistan-China), yakni Border Khunjerab Pass dengan tinggi 4.700 mdpl," jelas Yosep.
Daerah sepanjang Jalur Karakoram Highway ini terbentuk oleh tumbukan lempeng Eurasian sekitar 55 juta tahun lalu ini.
Aktivitas tersebut memunculkan puncak puncak gunung penyangga langit, jajaran pegunungan Karakoram seperti puncak Rakaposhi dengan tinggi 7788 mdpl dan Gunung Karakoram 8611 mdpl, gunung tertinggi kedua didunia setelah Everest.
Tempat-tempat tersebut laksana surga dengan sejuta pesona, tersembunyi di celah celah gunung sepanjang jalur Karakoram Highhway.
Anda akan dihadapkan pada suhu yang sangat dingin, terlebih bagi orang yang yang berasal dari daerah tropis.
Pada siang hari rata-rata suhu wilayah jalur Karakoram Highway, khusunya wilayah Pakistan Utara hanya sekitar 5 derajat. Cuaca akan lebih ekstrim pada musim dingin.
"Waktu yang pas untuk datang ke Pakistan atau pun menyusuri Karakoram Highway adalah pada saat summer yakni bulan Juni hingga September. Pada bulan Desember akan masuk musim dingin dan sebagian besar wilayah tersebut tertutup salju," terang Yosep.
Selama perjalanan tersebut tidak ada masalah berarti yang dihadapinya.
Anggapan bahwa Pakistan adalah negara konflik yang akrab dengan terorisme, bom, langsung terbantahkan paska menjejakan kaki di Pakistan.
Penduduk di sana sangat ramah, bahkan ada seorang penjelajah dari Selandia Baru yang telah menjelajahi 52 negara mengatakan kepada Yosep bahwa orang paling ramah adalah orang Pakistan.
Yang menjadi sedikit permasalahan adalah makanan.
Dari Kasghar (China) hingga wilayah Pakistan, makanan utama penduduknya adalah olahan daging domba yang rasanya berbeda dari masakan Indonesia.
"Selain rasanya yang tidak cocok dengan lidah saya, terlalu sering makan daging domba juga berisiko kolesterol. Jadi sebaiknya anda membawa obat kolesterol jika berkunjung ke sana," saran Yosep.
Dalam perjalanan tersebut cukup besar biaya yang dihabiskan, sekitar 75 juta meluncur dari kocek pribadi nya.
Paling besar adalah ongkos pesawat dan menyewa mobil untuk beberapa destinasi.
"Pengalaman tak bisa diukur hanya dengan uang, biaya itu sepadan dengan apa yang saya dapat. Jika kembali lagi ke sana, ongkos yang saya keluarkan pasti tidak akan sebesar itu," pungkas Yosep.(*)