Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Siapa bilang Magelang tak kaya destinasi wisata?
Anda yang suka tracking, wajib datang ke Gunung Tidar.
Meski bernama 'gunung', jangan membayangkan jalur yang harus ditempuh menguras energi.
Apalagi, harus berbekal jaket, syal juga kaus tangan untuk menangkal dingin.
Keberadaan kera di Gunung Tidar. (Tribun Jateng/Rival Almanaf)
Gunung yang satu ini cocok bagi penikmat tracking pemula.
Memiliki ketinggian hanya sekitar 503 meter di atas permukaan air laut (mdpl), gunung ini lebih tepat disebut sebagai bukit.
Jalur yang harus dilalui para pendaki pun cukup mudah.
Terdapat puluhan anak tangga untuk memudahkan pendaki menuju puncak gunung.
Ada dua rute yang bisa ditempuh untuk sampai ke puncak gunung yang disebut juga pakunya Pulau Jawa ini.
Pertama, melalui pintu masuk di belakang terminal Tidar dan yang kedua, melalui kawasan Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Jika ingin memiliki pengalaman berbeda, Anda bisa naik gunung melalui kawasan Akmil dan turun melewati jalur di belakang Terminal.
Suasana di Gunung Tidar. (Tribun Jateng/Rival Almanaf)
Rute sejauh satu kilo meter hingga puncak pun kami tempuh secara mudah.
Sepanjang perjalanan, Anda juga akan ditemani puluhan kera yang berkeliaran bebas.
Secara lincah, kera-kera tersebut melompat dari dahan atau pohon pinus ke pohon pinus lain.
Meski terlihat lucu, Anda harus waspada.
Lengah sedikit saja, barang bawaan yang menggoda bisa-bisa berpindah tangan karena direbut mereka.
Sebaiknya, Anda memasukkan makanan atau barang-barang yang semulai dijinjing menggunakan tas plastik ke dalam tas.
Jangan membayangkan saat tiba di puncak gunung kita bisa melihat hamparan awan atau hamparan savana yang hijau.
Yang ada, tanah lapang dikelilingi pohon pinus yang rimbun.
Meski begitu, udara sejuk yang menyeruak cukup menyegarkan, membantu melepas penat.
Ada pula Monumen Paku Pulau Jawa setinggi kurang lebih lima meter.
"Mitosnya, Gunung Tidar ini memang pakunya Pulau Jawa. Zaman dahulu, Jawa selalu terombang-ambing di lautan ketika gunung ini masih dikuasai jin, hingga akhirnya Syekh Subakhir berhasil menaklukannya," terang instruktur kebugaran dari Akmil, Mustofa, yang menami rombongan kami.
Makam Syekh Subakhir juga bisa kita temukan di sekitar puncak Gunung Tidar.
Makam ini masih sering dikunjungi warga yang ingin berwisata religi.
Anda yang punya nyali, bisa datang malam dan menunggu sunrise di kawasan makam.
Akan terlihat mentari keluar dari peraduan di antara Gunung Merapi dan Merbabu. (*)