Laporan Vina Dwinita
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU – Lepat Bugi atau Lopek Bugi adalah kuliner khas Kabupaten Kampar.
Makanan ini banyak kita jumpai di sepanjang jalan di Jalan Lintas Pekanbaru Bangkinang tepatnya di dekat Jembatan Danau Bingkuang.
Namun untuk menikmati makanan tradisional Kampar ini anda tidak perlu jauh-jauh datang ke negeri yang terkenal dengan kota serambi mekah ini.
Pasalnya di Pekanbaru juga sudah ada yang menyajikannya.
Seperti di Pondok Ayam Goreng dan Asam Pedas Baung Pak Abbas.
Selain makanan berat, di sini juga menyediakan lopek Bugi.
Dikatakan, Pemilik Pondok Ayam Goreng dan Asam Pedas Baung Pak Abbas Zamzami, dalam bahasa Indonesia lopek artinya lepat.
Sedangkan bugi adalah sebutan beras ketan yang ditumbuk halus.
Menurutnya mengapa mengambil istilah bugi ini karena berdasarkan kue yang sudah turun-temurun waktu dulu untuk membuat beras ketan ini ditumbuk terlebih dahulu menggunakan lesung.
“Nah beras ketan yang ditumbuk halus menggunakan lesung itu yang orang-orang tua dulu menyebutnya bugi. Saya masih bertemu dengan proses pembuatan ini dulu waktu masih kecil-kecil,” sebutnya.
Tetapi sekarang, lanjutnya jika ingin membuat lopek bugi, tidak perlu lagi menumbuk-numbuknya. Karena sudah ada dijual yang halusnya.
Namanya tepung beras ketan. Makanan yang ada isi kelapa di dalamnya ini rasanya manis dan enak dijadikan cemilan sore atau sarapan pagi.
Menurut Asnimar untuk membuat lopek bugi ini, bahan-bahan yang diperlukan cukup mudah dicari antara lain tepung ketan , kelapa, gula putih santan dan daun pisang untuk membungkusnya.