Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ayu Dessy Wulansari
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Berbicara tentang masakan tradisional Bali memang tak ada habisnya.
Makanan yang dibuat dengan bermacam rempah yang dikenal dengan nama basa genep membuat masakan Bali kaya akan rasa.
Satu restoran yang mengangkat sajian tradisional ini adalah Paon Restaurant.
Pizza. (Tribun Bali/Ayu Dessy)
Restoran ini berada di Jalan Petitenget No 168, Kuta Utara, Badung, dan menjadi bagian dari Swiss-Belhotel Petitenget.
Nama Paon sendiri diambil dari Bahasa Bali yang berarti dapur.
Keberadaan dapur bagi warga Bali memegang peran penting.
Tidak hanya sebagai tempat untuk memasak, tetapi diyakini sebagai penetralisir energi negatif yang masuk ke rumah.
Agar makin menguatkan kesan Bali, restoran ini mengusung gaya tradisional minimalis.
Beberapa aksesoris bernuansa Bali dipajang sebagai dekorasi ruangan.
Dengan tema restoran keluarga, Paon Restaurant memiliki dua ruang makan, yakni indoor dan outdoor dengan kapasitas total 80 pengunjung.
Suasana di Paon Restaurant. (Tribun Bali/Ayu Dessy)
“Sesuai dengan konsep restoran yakni Balinese authentic food, hampir 60-80 persen makanan di sini adalah masakan Bali. Kami juga ada special entertainment dengan ada alat musik rindik. Jadi during breakfast tamu yang ingin main akan diajarkan oleh staf kami,” ungkap Food & Beverage Manager, Ida Bagus Dirga kepada Tribun Bali, Selasa (10/11/2015).
Paon Restaurant menghadirkan menu spesial, yaitu Balinese Rijsttafel.
Rijsttafel adalah konsep penyajian makanan lengkap yang diawali dengan makanan pembuka kemudian dilanjutkan dengan makanan utama dan diakhiri dengan makanan penutup.
Begitu pula Balinese Rijsttafel yang ada di Paon Restaurant.
Berbagai macam hidangan tradisional dalam satu porsi ditambah dengan tiga jenis sambal khas Bali sebagai pelengkap.
Disajikan dengan cara tradisional pula, memakai wadah kayu beralas daun pisang.
Menurut Executive Chef Paon Restaurant, Wayan Perean, hidangan rijsttafel di restorannya menampilkan sesuatu yang unik dan tentunya autentik.
Mengadopsi gaya rijsttafel pada zaman dulu, dengan perubahan yang disesuaikan dengan masa kini.
“Tetap menyesuaikan dengan standar yang ada. Makanan-makanan yang kami angkat adalah makanan yang sudah lama dan tertinggal, seperti be plecingan, betutu, kacang saur. Hal ini membuat kami yakin makanan di sini unik dan pure Balinese tanpa ada sentuhan dari luar,” jelas Chef Perean.
Menurutnya, satu porsi Balinese Rijsttafel dapat mewakili keseluruhan masakan Bali yang ada.
Di dalamnya berisi sate lilit, ayam betutu, urap, sapi plecingan, kari bumbu Bali, dan lawar.
Untuk appetizer disajikan sup dengan kuah bumbu kuning yang terasa ringan karena tanpa santan.
“Untuk appetizer kami cenderung menggunakan sup yang zaman dulu dibilangnya bakwan. Kalau sekarang bakwan itu kan gorengan. Tapi kita angkat bakwan ini sebagai sup dengan daging ayam sama fresh kol,” lanjutnya.
Sedangkan untuk hidangan penutup, dihidangkan jajanan basah tradisional Bali, seperti pisang rai dan ketan hitam.
Sebagai pelengkap disispkan lelehan gula aren untuk menambah cita rasa manis dari kue tersebut.
“Kalau kami bicara tentang rasa autentik, jelas masakan Bali identik dengan rasa asin dan pedas. Kami lebih angkat taste-nya bukan kualitas dari rasa asin atau pedasnya. Cabai tetap ada, tapi kita proses agar rasa cabai tidak terlalu pedas. Beberapa Balinese authentic sudah tidak terlalu pedas lagi, tapi rasanya tidak berubah,” ujar Chef Perean.
Pengunjung yang penasaran dan ingin mencoba memasak hidangan khas Bali bisa mengikuti cooking class dengan harga Rp 600 ribu per orang.
Harga tersebut sudah termasuk berburu bahan masakan ke pasar tradisional, class time, lunch, resep, sertifikat, free pick up untuk area Kuta atau Seminyak.
Paon Restaurant memiliki jam operasional untuk breakfast dari pukul 07.00-10.00 Wita khusus weekday, sedangkan pukul 07.00-11.00 Wita khusus Sabtu dan Minggu.
Dilanjutkan dengan lunch dan dinner dari pukul 11.00-23.00 Wita.
Promo Pizza Lover Setiap Selasa, Kamis, dan Jumat
Paon Restaurant mengadakan promo terbarunya bagi penggemar pizza.
Bertajuk Pizza Lover yang diadakan setiap Selasa, Kamis, dan Jumat.
Harga yang ditawarkan untuk satu porsi pizza hanya Rp 60 ribu yang dimulai pada pukul 18.30-21.00 Wita.
“Untuk Pizza Lover kami juga mengangkat tema Balinese. Di sini ada Pizza Siap Pelalah, Pizza Lawar, dan yang mewakili Indonesia, ada Pizza Rendang. Mungkin di tempat lain susah menemukan pizza seperti ini, maka di sini lah tempat untuk menemukannya,” ujar Chef Perean.
Adonan pizza dibuat homemade dengan tekstur dan rasa yang bisa memanjakan lidah.
Perpaduan western dan rasa lokal menghadirkan cita rasa yang berbeda dan unik.
Untuk makin menarik perhatian pengunjung, terdapat stall khusus yang didirikan di depan hotel.
Pengunjung juga bisa menyaksikan bagaimana cara pembuatan pizza.
“Ke depan juga kami akan ada pasta. Kami akan kombinasikan pasta yang diproduksi oleh Italia dan kita modif dengan memasukan saus Bali,” tambahnya.
Menjelang perayaan Natal, ada minuman khusus yang dikeluarkan.
Yakni Santa Mocktail dengan harga Rp 40 ribu.
Minuman segar ini berisi potongan buah stroberi, sunkist, dan nanas.
Sedangkan untuk yang mengandung alkohol ada Glueh Wine dengan harga Rp 80 ribu yang berisi campuran wine, kayu manis, dan rempah lainnya. (*)
Info Harga:
Balinese Food
Balinese Rijsttafel : Rp 125K
Rujak Gule: Rp 30K
Fresh Prawn Suna Cekuh : Rp 45K
Balinese Chicken Summer Roll : Rp 40K
Nasi Goreng Bali : Rp 70K
Mie Goreng Bali : Rp 60K
Siap Pelalah : Rp 70K
Siap Betutu : Rp 85K
Pesan Be Pasih : Rp 70K
Udang Sere Lemo : Rp 85K
International Food
Thai Beef Salad : Rp 55K
Calamary Fritty : Rp 50K
Cap Cay Chicken : Rp 65K
Chicken Cordon Bleu : Rp 130K
Pizza Lover : Rp 60K