TRIBUNNEWS.COM - Indonesia memiliki latar sejarah panjang dan meninggalkan banyak benda-benda sejarah yang bisa mengungkap kebiasaan, cara hidup, dan budaya masyarakat saat itu.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat ingin mengenalkan lebih dekat kepada warga Kota Bandung khususnya untuk melihat dari dekat benda-benda peninggalan dari mulai zaman pra sejarah hingga benda yang masih dipertahankan dan digunakan hingga saat ini.
Benda-benda ini dipamerkan dalam acara Pesona Etnik Nusantara di Museum Negeri Sri Baduga Jalan BKR, Bandung, Rabu (18/11).
Acara yang digelar 18-30 November 2015 ini mengambil tema "Merajut Tali Budaya, Membangun Jatidiri Bangsa.
Kepala Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, Sajidin Aries mengatakan, acara ini digelar dengan tujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum serta meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap peninggalan sejarah, serta mengetahui koleksi nusantara khususnya Jawa Barat yang belum banyak diketahui masyarakat.
"Lebih dari 100 koleksi akan dipamerkan mulai dari emas sampai mata uang,"katanya.
Kepala Disparbud Jabar Nunung Sobari mengatakan, kegiatan ini juta diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap budaya bangsa Indonesia khususnya Jawa Barat.
"Selain itu diharapkan dapat memberikan kepada masyarakat luas untuk mengenal warisan budaya bangsa serta mampu meningkatkan apresiasi dan pemahaman akan sejarah alam dan budaya," katanya.
Salah satu benda yang dipamerkan adalah emas tertua dari kerajaan Islam di Cirebon yakni Emas Bokor.
Dari keterangan pemandu pameran, Emas Bokor ini ditemukan tidak utuh di pemakaman umum Desa Gebang Hilir, Kabupaten Cirebon.
Saat ditemukan, bukan hanya ada emas ini saja tetapi ada juga 29 buah bulatan timah dengan berat masing-masing 0,25kg dengan garis tengah 5 cm dan tebal 5 cm serta dua batu putih.
Emas Bokor ini diperkirakan berasal dari abad ke-16 masehi atau masa kerajaan Islam di Cirebon.
Emas 18 karat dengan berat 1,4 kg ini digunakan sebagai wadah air untuk upacara keagamaan maupun upacara tradisi di lingkungan Keraton Cirebon.