Laporan Reporter Tribun Batam, Eliza Gusmeri
TRIBUNNEWS.COM - Masjid yang dibangun pada tahun 2007 ini punya banyak keunikan. Dikenal sebagai masjid terbesar di provinsi kepulauan Riau.
Arsitekturnya bernuansa relijius sangat kental terasa.
Berada di titik pusat Kompleks Natuna Gerbang Utaraku (NGU), tak butuh waktu lama untuk sampai ke lokasi ini.
Dari bandara Lanud Ranai hanya butuh waktu sekitar 15 menit dengan kendaraan.
Lokasinya berada di Jalan Datuk Kaya Wan Muhamad Benteng arah dari Ranai menuju ke Pantai Sepempang.
Setiap salat Jumat, pasti ada saja warga yang singgah untuk pertama kalinya di tempat ini.
Garin mesjid pun sebelum masuk salat dan ceramah Jumat biasanya mengucapkan selamat datang kepada warga yang baru baru pertama kali menginjakkan kakinya di Mesjid Agung Natuna.
Bedug raksasa di Masjid Agung Natuna.
Ilham Setiadi misalnya, pegawai salah satu instansi vertikal yang baru ditugaskan di Natuna ini mengaku senang bisa mengunjungi masjid Agung.
“Masjidnya besar dan bagus. Kebetulan saya baru dua hari ditugaskan di Natuna dari Lampung,” ujar Ilham.
Namun kendati di bangun dengan megah, mesjid ini jarang sekali terisi penuh saat kegiatan keagamaan karena kapasitasnya sangat besar. Bahkan saat momen salat Idul Fitri sekalipun.
Syafwan, warga Ranai yang biasa menjadi jamaah masjid saat Salat Jumat berharap mesjid ini bisa lebih difungsikan dengan peningkatan intensitas kegiatan di dalamnya.
“Mungkin belum ramai. Apalagi masjid di Ranai banyak. Masyarakat biasanya mencari lokasi terdekat untuk beribadah. Kalau di Masjid Agung setidaknya kita pakai kendaraan masuk ke dalam dari Jalan. Mudah-mudahan intensitas kegiatannya bisa lebih banyak dan mesjid ini bisa semakin diramaikan oleh jemaah dari penjuru Ranai,” kata Syafwan.
Ornamen pintu Masjid Raya Natuna mengambil inspirasi dari Al’quran. Kubahnya mirip kubah Taj Mahal di India.